Tesis ini membahas tentang komunikasi sebagai salah satu bagian dari fungsi museum dan identitas budaya sebagai salah satu peran museum dalam melayani masyarakat dan perkembangannya. Lokasi penelitian adalah Museum Negeri Provinsi Sulawesi Selatan, La Galigo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan yang bersifat filosofis. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasi bahwa Museum La Galigo belum dapat mengkomunikasikan I La Galigo sebagai identitas budaya Sulawesi Selatan, karena museum ini masih berorientasi pada pengumpulan dan pelestarian tangible heritage. Museum La Galigo untuk menjadi new museum harus menampilkan I La Galigo sebagai identitas budaya dengan mengkombinasikannya sebagai memori kolektif. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pengumpulan informasi (intangible heritage) tentang I La Galigo sebagai tradisi lisan. Informasi tersebut digunakan untuk mendesain media komunikasi di Museum La Galigo yaitu melalui desain ekshibisi I La Galigo.
This thesis discusses about communication as one of museum?s function and cultural identity as one of the museum?s role in the service of the society and its development. The research study is in Museum Negeri Provinsi Sulawesi Selatan ?La Galigo?. This is a descriptive-qualitative research with a philosophical approach to new museum. The result of research is La Galigo Museum has still not communicated I La Galigo as cultural identity of South Sulawesi, because this museum is still oriented in collect and conserves the tangible heritage. In order to become new museum, La Galigo has to display I La Galigo as cultural identity by combining it as collective memory. Based on it, collecting information about I La Galigo as oral tradition (intangible heritage) is needed. The information is aimed to design the communication media in La Galigo Museum through I La Galigo exhibition.