Tesis ini mengkaji novel berjudul Ukhruj Minha Ya Mal?un, sebuah novel yang ditulis oleh Saddam Hussein, dengan perspektif Oksidentalisme Hanafi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian dalam tesis ini menjawab beberapa hal yang terkait dengan masalah penelitian. Pertama, novel ini sebagai kritik terhadap dominasi budaya dengan menyiratkan adanya gambaran tentang hal-hal yang membangun dan membentuk identitas budaya Timur Tengah serta perlawanannya terhadap Barat. Kedua, novel ini sebagai alternatif yang menawarkan kembalinya kesadaran kolektif masyarakat Timur Tengah yang tercermin dalam dua bagian besar, yaitu upaya membangun kesadaran melalui nilai-nilai sosial budaya dan penegasan identitas Timur Tengah. Hal ini terlihat dari tokoh-tokoh yang digambarkan dalam novel seperti terbagi ke dalam dua kelompok yaitu ada tokoh-tokoh yang masih kuat menjaga dan mempertahankan tradisi lama yang diwakili oleh tokoh Lazzah, Salim, dan Ibrahim, dalam terminologi Hanafi fenomena ini disebut keterkaitan terhadap tradisi lama shilah al-ittishal serta tokoh yang meninggalkan tradisi lama yang diwakili oleh Hasqil, dalam terminologi Hanafi fenomena ini disebut keterputusan terhadap tradisi lama shilah al-inqitha?.
This thesis analyzes Saddam Hussein's novel entitled Ukhruj Minha Ya Mal'un using Hanafi's occidentalism perspective. This research is qualitative descriptive. It discusses the problem of research questions. First, this novel as a critic toward culture domain showed about the way to build and construct cultural identity of Middle East Societies with their resistance to West. Second, this novel as an alternative offered the return of collective consciousness in Middle East societies that showed into two big parts that is the way to construct the consciousness with social cultural values and the resolution of Middle East identity. It can be seen of characters which is showed in this novel that divided into two parts, there are characters which keeps and maintains old tradition, it is reflected by Lazzah, Salim, and Ibrahim character, in Hanafi's terminology this phenomena is called as continuity of old tradition shilah al-ittishal, and character which leave old tradition, it is reflected by Hasqil, in Hanafi's terminology this phenomena is called as shilah al-inqitha?.