keberhasilan program keluarga berencana di Indonesia bisa ditinjau dengan menggunakan pendekatan yang melihat ide dan gagasan serta praktek keluarga berencana sebagai suatu difusi inovasi yang disebarluaskan ke masyarakat atau difusi sosial. Dalam pendekatan yang demikian, proses-proses sosial yang wujudnya adalah oteraksi sosial-interaksi sosial yang berkenaan dengan keluarga berencana menjadi penting. Salah satunya interaksi sosial dengan teman/tetangga atau kerabat. Studi ini dimaksudkan untuk melihat hubungan faktor interaksi yang dilakukan oleh perempuan berstatus kawin umur 15-49 tahun terhadap status praktek KB odern, dengan menggunakan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, dengan jumlah responden sebanyak 27.784 orang. Temuan penting studi ini adalah bahwa perubahan perilaku fertilitas, dalam hal ini terwujud sebagai praktek KB modern, dipengaruhi oleh proses-proses sosial yang bersifat interpersonal, impersonal, dan informal, seperti berinteraksi dengan media massa, berinteraksi sosial dengan teman/tetangga atau kerabat, dengan suami, tokoh masyarakat serta petugas KB dan kesehatan. Secara khusus, teman/tetangga atau kerabat adalah pihak-pihak yang penting dalam proses sosial yang bisa mempengaruhi perilaku praktek KB modern seseorang perempuan