ABSTRAKProduk unit linked berkembang seiring dengan kesulitan perusahaan asuransi jiwa dalam menghasilkan profit, kondisi ini disebabkan karena perusahaan asuransi yang biasanya menjual produk konvensional pada umumnya memberikan janji suku bunga investasi diatas suku bunga deposito. Hal ini menyebabkan terjadinya negative spread yang cukup mengkhawatirkan. Untuk menghindari kerugian lebih besar akibat negative spread ini, asuransi jiwa mulai mengurangi porsi pendapatan premi dari produk endowment, atau produk yang menjanjikan garansi pendapatan kepada pemegang polis. Salah satu alternatif yang menjadi solusinya adalah mulai gencar memasarkan produk unit linked. Dengan menjual produk unit linked, perusahaan asuransi tidak perlu mencadangkan dana yang besar mengingat hasil tunai sebagai bagian dari investasi yang diberikan kepada pemegang polis bergantung pada hasil investasi unit linked-nya.
Seperti halnya dengan reksa dana, unit linked pada umumnya memiliki tingkat return di atas instrumen investasi perbankan. Ini disebabkan karena para pengelola umit linked memiliki kebebasan lebih luas dalam mengelola dana nasabah dibandingkan dengan para pengelola dana perbankan. Seiring dengan trend perkembangan dunia industri keuangan secara global, industri multifinance dan asuransi menjadi pemain baru yang banyak menyerup pasar di Indonesia. Di pasar asuransi, unit linked menjadi favorit baru sebagai salah satu alternatif berinvestasi dan menunjukan perkembangan yang menggembirakan.
Namun terlepas dari perkembangan tersebut, sering sekali muncul perdebatan di masyarakat yang menggambarkan masih awamnya masyarakat mengenai produk investasi tersebut yang berdampak pada keraguan berinvestasi di unit linked. Untuk itulah, dalam penulisan ini akan dibahas bagaimana pricing pada unit linked terbentuk dan mengukur kinerja unit linked untuk mengetahui seberapa besar imbal hasil (return) dan resiko berinvestasi di unit linked dibandingkan dengan berinvestasi di reksa dana, sehingga diakhir penulisan ini muncul pemahaman baru apakah unit linked tersebut bisa menjadi salah satu alternatif berinvestasi yang tidak kalah menariknya dengan reksa dana.
Sebagai salah satu instrumen portofolio, pengukuran kinerja dalam penelitian ini menggunakan tiga metode yang lazim digunakan yaitu: Sharpe, Treynor dan Jenson Indeks. Ketiga metode ini diharapkan mampu memberikan penjelasan secara menyeluruh mengenai tingkat return yang dihasilkan unit linked tanpa mengesampingkan potensi resiko instrumen tersebut.
ABSTRACTUnit linked product has developed due to the difficulties faced by life insurance companies in making profits. This condition is caused by the fact that insurance companies usually sell conventional product that generally promises interest rate above deposit interest rate. It then causes negative spread that should be concerned. To avoid bigger loses caused by this negative spread, life insurance companies start deducting premium income portion from endowment product, or product that promises income guarantee to policy holder. One alternative to solve this problem is by pushing sells of unit linked product. By selling unit linked product, insurance companies do not have to reserve major fund because return on investment as part of investment given to policy holder is depended upon profits made by his or her unit linked.
Similar to mutual fund, unit linked generally has higher return rate than other banking investment instrument. It is possible because unit linked managers have more freedom to manage clients' funds than bankers who manage bank funds. In term with new trend that has been developing in financial industries globally, multi finance and insurance industries have now become new players that make big markets in Indonesia. In insurance market, unit linked has become new favorite as other alternative of investment and it shows significant growth.
But apart from that growth, there is still debate among people today that signifies the lack of understanding towards unit linked that, in time, leads to the reluctant to invest inunit linked. Therefore, this thesis will explain how to develop pricing in unit linked and to measure unit linked performance to find out how high the return is, and the risks involved in investing in unit linked compared to investing in mutual fund, so by the end of this thesis, readers will gain new understanding whether unit linked can be an alternative to invest that is not less profitable than mutual fund.
As one of portfolio instruments, performance measure conducted in this research. uses three methods that are commonly used, which are: Sharpe, Treynor, and Jenson Index. Hopefully, these three methods are able to thoroughly explain the return level made by unit linked without ignoring the potential risk.