ABSTRAK
Seperti telah diketahui, bahasa cenderung berubah sesuai dengan masyarakat pemakainya. Melihat pesatnya perkembangan di Jabotabek, penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana situasi kebahasaan di Bekasi mengalami perubahan. Setelah 20 tahun yang lalu, tepatnya pada 1978, telah diadakan penelitian kebahasaan oleh Tawangsih.
Pada bidang historis komparatif terdapat 3 asumsi dasar yang makin membuat penulis tertarik, yaitu: Panama, sebagian dari kosakata suatu bahasa sukar sekali berubah bila dibandingkan dengan bagian lainnya. Kedua, retensi (ketahanan) kosakata dasar konstan sepanjang masa. Pada asumsi kedua ini dinyatakan, dari kosakata dasar yang ada dalam suatu bahasa, suatu persentase tertentu selalu akan bertahan dalam seribu tahun. Ketiga, perubahan kosakata dasar pada semua bahasa sama. Asumsi ketiga ini telah diuji dalam 13 bahasa. Hasilnya menunjukkan, dalam tiap seribu tahun, kosakata dasar suatu bahasa bertahan rata-rata 80,5%. Dari ketiga asumsi tersebut terlihat, bahasa berubah tiap seribu tahun sekali dengan persentase sekitar 20%.
Pada bidang dialektologi, telah dilakukan penelitian kebahasaan di daerah Massif Central, daerah yang dianggap kolot di Perancis. Hasilnya, telah memberikan bayangan pada kita bahwa perubahan terjadi dalam waktu sekitar 40-50 tahun. Jarak antara penelitian Tawangsih dan penelitian saat ini adalah 20 tahun. Mungkinkah sebuah bahasa dapat berubah dalam waktu 20 tahun?
Berlatar belakang hal-hal di ataslah penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian langsung (pupuan lapangan), menggunakan daftar pertanyaan, penentuan titik pengamatan pada 34 desa, pemilihan informan, semua sesuai dengan kriteria yang digunakan Tawangsih 20 tahun lalu. Setelah data diperoleh, dilakukan pemetaan data dengan sistem lambang, pembuatan berkas isoglos, perhitungan dialektometri, pembuatan peta hasil dialektometri yang biasa disebut sarang laba-laba, semua hasil tersebut dibandingkan dengan hasil penelitian Tawangsih untuk membuktikan perubahan kebahasaan yang ada.
Hasilnya, terlihat dan terbukti adanya kecenderungan perubahan leksikal pada situasi kebahasaan di Kabupaten Bekasi. Mencermati hal ini, maka kita perlu memikirkan kembali asumsi-asumsi yang ada selama ini, pada bidang leksikostatistik, glotokronologi, dan penelitian mutakhir pada bidang dialektologi di daerah Massif Central itu. Penelitian ini membuktikan pada kita bahwa kosakata dapat berubah dalam kurun waktu 20 tahun. Berarti, situasi kebahasaan terutama dalam bidang leksikal mengalami percepatan 1/2 kali dari dugaan sebelumnya. Dengan catatan, percepatan tersebut terjadi pada daerah yang dekat dengan wilayah pusat kegiatait kehidupan.