Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah bahasa Indonesia tulis yang dipakai murid-murid kelas VI sekolah dasar di Kabupaten Bantul yang berbahasa ibu bahasa Jawa. Pokok permasalahannya, yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh murid-murid itu akibat penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa secara bergantian. Penyimpangan itu yang biasa disebut interferensi.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan gejala-gejala interferensi yang muncul pada bahasa Indonesia tulis murid-murid tersebut. Gejala interferensi itu dibatasi pada tataran morfologi. Tujuan kedua, melakukan perbandingan terjadinya interferensi yang di lakukan oleh murid antara SD di kota dan desa.
Penelitian menggunakan metode deskriptif berdasarkan metode kualitatif. Cara perolehan data dengan metode memilih. Lokasi penelitian diambil setengah populasi, satu dasar untuk satu kecamatan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan kuesioner, masing-masing dengan seperangkat instrumen penelitian.
Kesimpulan dari penelitian ini, ada beberapa bentuk morfem bahasa Jawa yang tertransfer ke dalam bahasa Indonesia tulis murid-murid itu. Di antaranya adalah morfem nasal N-, N-i , morfem tak, tak-i, morfem -an, dan morfem ke-an. Interferensi lebih banyak dilakukan oleh murid-murid di desa daripada di kota.