Pak Belalang (disingkat:PB) adalah cerita rakyat yang popular. Selama ini penelitian terhadap suatu cerita umumnya dilakukan dari segi Sastra. Melalui penelitian dari segi linguistik-relasi antarkalimat--cerita PB akan dibuktikan keutuhannya sebagai suatu wacana. Penyusunan skripsi ini menggunakan metode kepustakaan, dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1) menyusun kalimat _kalimat dalam teks PB secara vertikal; 2) menentukan bagian_bagian wacana dalam teks PB; 3) menentukan batas-batas epi_sode dalam Inti Wacana (IW); 4) meneliti relasi antarkalimat dalam teks PB pada setiap bagian wacana teks PB-- Pembuka Wacana (Pm.W), Inti Wacana (1W), dan Penutup Wacana (Pn.W) --serta setiap episode dalam IW berdasarkan aspek gramati_kal. aspek leksikal, dan aspek semantis; 5) menghitung fre_kuensi pemakaian jenis paduan satuan wacana yang termasuk dalam ketiga aspek tersebut di atas. Dari penelitian dapat diketahui: 1. Berdasarkan aspek gramatikal, leksikal, dan semantis kalimat-kalimat yang terdapat di ketiga bagian wacana--Pm.W, IW, dan Pn.W--- dan dalam episode-episode IW saling berpautan. Hal ini membuktikan bahwa teks PB adalah sua_tu wacana secara utuh. 2. Pertautan yang terjadi di ketiga bagian tersebut telah menbentuk pola teks PB sebagai suatu lingkaran. 3. Kutuhan teks PB ditunjang oleh aspek gramatikal sebesar 28,.16%, aspek leksikal sebesar 44,66%, dan aspek semantis 27, 1%. 4. Dari ketiga aspek tersebut ada tujuh jenis paduan yang cu_kup tinggi frekuensi pemakaiannya: a) repetisi (aspek leksikal); b) hubungan kausal (aspek antis); c) anafora (aspek gramatikal); d) substitusi (aspek. gramatikal) ; e) elipsis (aspek gramatikal); f) hubungan parafratis (aspek semantis); g) sinonim (aspek leksikal).