Nisan-nisan kubur Samudera Pasai yang tersebar pada 12 komplek makam memiliki keunikan dalam hal bentuk ragam hias dan bahan. Jumlah makam dengan nisan yang teridentifikasi sebanyak 197 makam. Menurut moquette nisan-nisan tersebut ada beberapa yang diduganya berasal dari Cambay. Menurut Ambary, selain menyerap anasir asing, nisan-nisan yang termasuk kategari Batu Aceh memperlihatkan penonjolan anasir/gaya lokal. Tujuan Penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bentuk-bentuk dan ragam hias nisan SP, (2) untuk mengetahui indicator/variable/ciri-ciri khusus yang dapat dijadikan pembeda antara nisan yang disebut dengan istilah Batu Aceh yang beranasir kebudayaan lokal dan yang bukan Batu Aceh yang beranasir kebudayaan asing, (3) Menjelaskan ada tidaknya korelasi antara bentuk, bahan dan ragam hias pada nisan. Langkah-langkah kerja yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah a. Pengumpulan Data, yakni memilih nisan-nisan yang akan dijadikan data, berupa nisan-nisan yang layak keadaannya untuk diteliti, nisan yang dapat diidentifikasi akan menunjukkan karakteristiknya, misalnya dapat diketahui bentuk dasar nisan tersebut. b, Pengolahan Data, yaitu melakukan klasifikasi atas dasar perbedaan dan kesamaan yang dapat diamati pada atribut, atribut yang dipilih untuk penelitian ini, dan menjadi indikator untuk pembentukan tipe terbagi tiga yaitu : (1) atribut bentuk yang meliputi a. bentuk dasar, b. bentuk badan, c. bentuk pundak 1 bahu, d. bentuk kepala, dan (2) atribut gaya yakni ragam hias serta (3) atribut teknologi yaitu bahan. Pembentukan tipe dilakukan dengan cara memperlihatkan hubungan-hubungan yang terdapat pada setiap atribut. Kemudian dilakukan integrasi terhadap atribut yang mempunyai keragaman yang lebih sedikit atau merupakan kategori umum, diakhiri dengan integrasi terhadap atribut yang mempunyai keragaman lebih banyak atau merupakan kategori yang lebih khusus. Kemudian dilakukan identifikasi jenis ragam hias yang ada pada batu-batu nisan, dan dikelompokkan ke dalam masing-masing golongan nisan yang beranasir kebudayaan lokal dan yang memiliki anasir bukan lokal. Tahap selanjutnya adalah melakukan korelasi untuk mengetahui keeratan hubungan yang terjadi antara atribut-atribut tertentu, melalui nilai frekuensi (jumlah) korelasi pada seluruh sampel penelitian. Jumlah atau nilai frekuensi korelasi pada seluruh sampel penelitian menunjukkan kekuatan hubungan variabel-variabel tersebut, dengan cara menggunakan tabel silang, dalam tabel silang ini disusun jenis variable/atribut utama pada lajur baris dan jenis atribut lainnya pada lajur kolom. Hasil Penelitian ini menghasilkan penggolongan 197 nisan Samudera Pasai ke dalam 45 tipe/jenis nisan. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah ditemukannya 6 jenis motif hias, yakni : 1. Motif bingkai yang terdiri dari : motif vas, motif lengkung kurawal, motif lengkung mihrab dan motif panil, 2. Motif motif floralistik berupa motif sulur dawn, motif lotus, 3. Motif arabesque bentuk flora, 4, Motif arabesque bentuk geometris (interlace), 5. Motif lampu 6.Motif inskripsi. Dari segi bentuk, nisan-nisan dengan bahan batu pualam memiliki bentuk-bentuk yang khas yang tidak ditemui pada nisan dengan bahan dasar batu bukan pualam. Hasil akhir dari penelitian ini memperlihatkan bahwa nisan-nisan jenis pualam (Al) dan bukan pualam (A2) memiliki jenis-jenis ragam hias yang khas seperti motif interlace, motif lampu, ayat-ayat yang dipahatkan dengan gaya huruf kufiq yang hanya dijumpai pada nisan-nisan pualam. Sedangkan pada nisan-nisan yang terbuat dari bahan batu bukan pualam (A2) ditemukan motif-motif bingkai berbentuk lengkung kurawal yang terdapat pada bagian badan, motif-motif flora berupa motif lotus yang umumnya terdapat antara bagian badan dan kaki, sulur daun serta motif-motif arabesque. Nisan-nisan dengan bahan dasar jenis Al memiliki jumlah pahatan inskripsi yang raya pada seluruh bagian nisan dengan pola penulisan yang khas selain inskripsi yang ditulis mendatar (horisontal), juga ada inskripsi yang ditulis secara vertikal yang penulisannya dimulai dari sisi kanan bawah menuju kebagian atas dan kemudian ke sisi kiri nisan, Sedangkan nisan-nisan dengan bahan dasar jenis bukan pualam (A2) mempunyai jumlah susunan inskripsi yang lebih sedikit yaitu sekitar 3 sampai 4 baris, dengan pola penulisan yang mendatar (horisontal).