ABSTRAKDalam penyebaran kebudayaan kadang terjadi sebuah proses percampuran kebudayaan. Proses ini diteliti lewat peninggalan kebudayaan, berupa bangunan kolonial tipe landhuis yang ada di Jakarta.
Ketika orang Belanda datang dan menjadi penguasa di Jakarta, mereka membawa kebudayaan negara asalnya, salah satunya adalah bangunan landhuis.
Landhuis sebagai sebuah bangunan yang pertama kali berkem_bang di Eropa pada jaman renaissance, merupakan sebuah bangunan yang didirikan di luar kota untuk tujuan kenyamanan.
Namun dalam kenyataannya landhuis yang ada di Jakarta men_galami proses percampuran unsur kebudayaan, hal ini pernah dinya_takan oleh Van de Wall dalam beberapa tulisannya.
Pada penelitian ini dipilih landhuis dari abad ke-18 M sebagai obyek penelitian, karena pada masa itu adalah masa kemak_rnuran hingga kebangkrutan kongsi dagang Belanda (VOC) yang ada di Jakarta.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah landhuis Gunung Sari, Reinier de Klerk, Cililitan Besar, Cimanggis dan Yapan. Dengan membahas keberadaan unsur bangunan tradisional Jakarta (Betawi) dan unsur bangunan Eropanya.
Variabel yang diamati adalah denah, bentuk atap, bahan atap, dak atap, pintu, jendela, tiang, pilar, pilaster dan ragam hias ornamental.