ABSTRAKPerbandingan (keseimbangan proporsi) dalam karya-cipta berupa bangunan, dapat disebut sebagai salah satu unsur yang mendasar, disamping kestabilan bangunan (keseimbangan berat) dan keindahan (aesthetic). Umumnya, ketiga hal ini telah diolah pada pembangunan tingkat pertama, tepatnya pada tingkat perencanaan (planning), serta dituangkan dalam bentuk sebuah disain (design) bangunan. Dengan lain perkataan, bahwa untuk hal-hal yang bertautan dengan nilai X, Y; dan Z sebuah ruang ditentukan dalam sebuah rencana horizontal bangunan (denah), maupun dalam sebuah rencana vertikal bangunan (irisan), yang menjabarkan ketiga unsur bangunan dimaksud. Sehingga secara generatif perhitungan perhitungan mengenai keseimbangan ter_sebut berkembang jadi suatu .hal yang normatif, terutama bagi kalangan perancang bangunan (arsitek).Untuk pendirian bangunan-bangunan keagamaan, khususnya bangunan candi, disamping ketiga unsur tadi masih didapatkan unsur lain yang juga berpengaruh terhadap bentuk Serta tata- letak bangunan ini, yaitu tingkahlaku keagamaan yang menjadi latar belakang kehidupan masyarakatnya. Satu kenyataan dari_padanya ialah, bahwa norma-norma yang terlahir lebih memberi tekanan religius serta menjadikan bangunan keagamaan sebagai karya-cipta yang berbeda (sophisticate) dalam perjalanan se_jarah arsitektur pada umumnya. Adanya aturan-aturan atau ketentuan mengenai pendirian sebuah bangunan candi secara tegas didapatkan pada bangunan...