ABSTRAK
Bangunan benteng menara merupakan salah satu bentuk bangunan benteng yang dibangun oleh Belanda di Indonesia. Ada empat buah bangunan benteng menara di Indonesia dan keempatnya berada di perairan Teluk Jakarta. Sisa bangunan benteng menara yang dapat kita jumpai hingga saat ini ada di Pulau Onrust, Pulau Cipir, Pulau Bidadari, dan Pulau Kelor. Sisa bangunan benteng menara yang ada di Pulau Kelor kemudian dijadikan obyek penelitian ini.
Melihat kondisi bangunan benteng menara Pulau Kelor yang sudah tidak utuh lagi, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk utuh bangunan benteng menara di Pulau Kelor sebelum mengalami kerusakan dengan menguji kembali pendapat yang diajukan oleh Francois Valentijn tentang konsep pendirian bangunan Belanda di Indonesia. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui fungsi serta peranan bangunan benteng menara di Pulau Kelor dalam sistem pertahanan di perairan Teluk Jakarta pada saat bangunan-bangunan benteng menaranya masih berfungsi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian arkeologi keruangan (spatial archaeology), Penelitian ini juga menggunakan pendekatan komparatif dan analogi sejarah dalam proses pengolahan data dan penafsiran data. Pada pendekatan komparatif, bangunan benteng menara Pulau Kelor dibandingkan dengan sisa bangunan benteng menara di Pulau Onrust, Pulau Cipir dan Pulau Bidadari serta beberapa bangunan benteng menara di Belanda. Sedangkan analogi sejarah digunakan untuk menjawab permasalahan yang timbul pada saat melakukan analisis khusus dan analisis konstektual ataupun pendekatan komparatif dengan menggunakan data atau sumber sejarah.
Dari analisis yang dilakukan dengan metode-metode yang ada maka disimpulkan bahwa bentuk bangunan benteng menara Pulau Kelor sebelum mengalami kerusakan adalah berdenah lingkaran dengan diameter sisi luar dinding lingkar 14 meter. Dinding terbuat dari bata dan memiliki ketebalan 2,5 meter. Bangunannya terdiri dari dua lantai dengan pintu masuk berada di lantai kedua pada sisi Tenggara. Lantai pada tingkat kedua terbuat dari kayu berbentuk balok dan papan. Tidak ditemukan adanya pembagian ruang dalam bangunan, parit keliling, dan kakus. Fungsi bangunan benteng menara pada umumnya adalah sebagai bagian dari sistem pertahanan, demikian pula dengan bangunan benteng menara di Pulau Kelor, Pulau Bidadari, Pulau Cipir, dan Pulau Onrust yang terletak di perairan Teluk Jakarta. Bangunan benteng menara di keempat pulau di perairan Teluk Jakarta dibangun antara tahun 1851-1853 dan memiliki tugas mengamankan Pulau Onrust, yang saat itu berfungsi sebagai galangan kapal Belanda (VOC).