Bangunan berundak merupakan salah sate wujud hasil budaya megalitik yang berkembang pada masa neolitik yaitu sekitar 2500 SM. Kenyataan hahwa adanya perbedaan bentuk dan jenis-jenis fitur pada tiap-tiap bangunan berundak yang ditemukan, maka hal inilah yang melatari dilakukannya penelitian awal yang deskriptif untuk memunculkan tipe-tipe fitur yang ada pada bangunan berundak Arca Domas Cibaiay, Bogor.
Penelitian berkisar masalah deskripsi serta perbandingan bentuk dan jenis-jenis fitur di dalam banqunan berundak Arca Domas itu sendiri dan juiga dengan bentuk, fitur-fitur sejenis pada situs-situs megalitik lemah Duhur, Puncak Tampomas, Ciarca/Panoguyangan, Leuwiliang, Tugugede, Pasir Pogor, Salak Datar, Arca Domas Baduy, Gunung Padanq, Gunung Putri, Pasir Manggu, Bukit Tongtu, Pasir Angin (Jawa Barat); Purpungraharjo, Jabung (Lampunq) ; Matesih (Surakarta) ; Terjan (Rembang) ; Kewar (Timor Barat) ; dan kompleks megalitik Sumba, Flores, Nias, dan Sulawesi Tengah.
Untuk mengetahui tipe-tipe fitur yang ada, maka dilakukan klasifikasi berdasar kesamaan atribut-atribut yang ditentukan pada jenis-jenis fitur bangunan berundak ini. Hasil klasifikasi akhir menunjukkan beragam jenis fitur pada bangunan berundak ini, yang secara garis hesar terbagi menjadi 2 kelompok fitur atas dasar atribut waktu pembuatan dan pemakaian fitur untuk kepentingan pemujaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk semula secara keseluruhan bangunan berundak ini tidak rusak dan digantikan dengan bentuk yang bisa diamati sekarang disebut bangunan berundak Arca somas Cibalay, Bogor.