Penelitian yang membahas secara khusus bentuk- bentuk makhluk-makhluk kayangan khususnya apsari pada relief cerita Candi Borobudur sebagai sumber data utama, belum pernah dilakukan oleh para ahli arkeologi. Apsari yang dipahatkan pada Candi Borobudur dalam jumlah yang cukup banyak dan sikap yang berbeda. Sebagai tokoh yang terbang di atas atau di antara awan pada relief Lalitawistara sebanyak 4 panil, pada relief Gandawyuha sebanyak 10 panil. Sebagai tokoh yang berdiri sendiri pada bagian luar dari pagar langkan lorong pertama sebanyak 216 panil dan yang berkelompok sebanyak 96 panil. Mengingat apsari dipahatkan dalam jumlah yang cukup banyak, maka diharapkan penggambaran bentuk-bentuk apsari yang dapat memperlihatkan sejumlah tipe tertentu dapat diperoleh.
Dalam pembahasan yang digunakan sebagai sumber data utama adalah relief Candi Borobudur yang menggambarkan apsari. Selain itu digunakan juga sebagai data banding adalah sumber arkeologi lainnya, yaitu Candi Sari, Candi Lumbung dan Candi Plaosan Lor dan sumber naskah. Dalam usaha memperoleh data, digunakan metode deskriptif. Tahap awal dalam metode deskriptif adalah pengamatan terhadap ciri umum meliputi : 1. Sifat umum yang dipisahkan menjadi 4 bagian, yaitu: kepala, sikap badan, lengan dan tangan, paha dan lutut yang tiap bagian dikelompokan ke dalam variasinya. 2. Perincian benda yang dipakai meliputi bentuk subang, kalung dan gelang kaki. Perincian benda yang dipegang meliputi (tangkai pendek) utpala, kumuda, padma, padma bercabang 3, padma bercabang 4, camara; (tangkai panjang) utpala, kumuda, padma, camara. Setelah pendeskripsian selesai dilakukan, kemudian digunakanlah analisa kontekstual, metode komparatif dan klasifikasi taksonomi untuk mengolah tipe-tipe tertentu yang hasilnya akan dimasukan ke dalam suatu tabel.