ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai teknologi pembuatan manik-manik khususnya yang terbuat dari kaca. Sebagai data dipergunakan manik-manik yang berasal dari dua situs di Sumatera, yaitu situs Kerning dan Kambang UngIen. Jika kita berbicara mengenai manik-manik, tentunya yang terlintas adalah Benda berbentuk butiran, umurnnya berukuran kecil dan memiliki lubang ditengahnya sebagai jalan rnemasukkan benang sehingga dapat dirangkaikan menjadi satu untaian.
Bahan manik-manik yang akan dibahas merupakan kaca olahan (hasil pengolahan manusia), bukan batuan yang terbuat dari batuan alam kaca. Untuk mengerjakan kaca menjadi sebuah manik-manik diperlukan kepandaian yang khusus, sejak tahap penyediaan bahan dasar, pencampuran, pemanasan, pembentukkan sampai pada tahap penghalusan.
Setiap daerah perbengkelan memiliki teknik tersendiri dalam pembuatan, namun teknik-teknik tertentu dapat menghasilkan bentuk-bentuk yang sama dan warna yang mirip. Berdasarkan hasil pengamatan sekilas, manik-manik di kedua situs di Sumatera ini memperlihatkan kemiripan, namun berdasarkan keletakan dan karakter situs masing-_masing tentunya ada perbedaan. Di alam tulisan ini hanya sampai pada tahap identifikasi, untuk melihat persamaan dan perbedaan, tanpa mengkaji kronologi dan tempat pembuatannya.
Oleh karena manik-manik dari situs Kambang Unglen tidak hanya terdiri dari manik-manik kaca, maka dilakukan penyortiran. Dilanjutkan deng:in analisis khusus (spesfic analysis) terhadap bentuk, ukuran didasarkan pada klasifikasi bentuk Beck, kemudian warna berdasarkan standar warna Munsell Colour Chart dan Grumbacher Colour Compass. Pengamatan yang sangat memerlukan ketelitian adalah pengamatan terhadap jejak buat, sehingga dapat diketahui teknik buatnya. Analisis Laboratorium dibutuhkan untuk mempertegas perbedaan, tidak hanya pada penampakan luarnya saja.
Hasil yang diperoleh bahwa manik-manik di kedua situs sangat berbeda, namun adanya kecenderungan warna-warna yang sama dapat terbentuk akibat pencampuran bahan yang berbeda dan warna-warna yang berbeda didapat dari pencampuran bahan yang sama. Namun faktor lain yang diperhitungkan adalah prosentase bahan dan pencampuran bahan yang dilakukan oleh seorang pengrajin saat pembuatan bahan dasar. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah bersifat sementara. Oleh karena itu penelitian serta pengujian lebih mendalam masih sangat dibutuhkan.