Di antara sekian banyak masalah arkeologi di Indonesia yang belum diusahakan pemecahannya secara khusus dan sistematika ialah masalah yang berkenaan dengan pertukangan logam, yang merupakan bagian dari masalah yang lebih besar yaitu teknologi. meskipun tidak jarang ditemukan sisa-sisa kegiatan pertukangan logam, baik di situs Prasejarah, Klasik maupun Islam, namun perhatian para ahli arkeologi terhadap subyek ini dirasakan amat kurang. Perhatian lebih besar ditujukan terutama pada hasil produksinya yaitu benda-benda logam seperti perlengkapan upacara keagamaan, tanpa dikaitkan dengan industri logam itu sendiri. Boleh dikatakan sampai sekarang baru pernah sekali dilakukan penelitian mengenai pertukangan logam secara khusus dan terolah yiatu oleh Mundardjito (1977), dengan menggunakan metode analisis berdasarkan analogi etnografi, percobaan peniruan dan pemeriksaan laboratorium, di samping analisis bentuk (khusus) dan himpunan (kontekatual) yang biasa dipakai dalam arkeologi. Dalam penelitian itu digunakan data dari hasil penggalian arkeologi 1976 di situs SKD Z (gambar 3) yiatu situs Arkeologi Islam di wilayah Banten Lama (bekas kota Sorosowan), yang letaknya sekitar 10 kilometer.