Dalam usaha menyusun sejarah kuno para sejarawan akan selalu memperhatikan sumber-sumber tertulis seperti prasasti, naskah, dan berita asing sebagai sumber penelitian. Prasasti sebagai sumber penelitian sejarah memang memiliki kelebihan dibanding benda-benda arkeologis lain. Kelebihan prasasti ialah seolah-olah dapat berkisah mengenai perilaku kehidupan manusia dan lingkungannya pada jamannya. Oleh sebab itu tidak salah apabila dikatakan. bahwa prasasti merupakan tulang punggung sejarah kuno. Perlu diingat juga bahwa setiap penemuan prasasti baru tentu akan mengubah jalannya uraian sejarah.
Kita, yang diwarisi begitu banyak peninggalan berupa prasasti, hingga sekarang belum banyak melakukan penelitian secara intensif. Dari sekian ratus prasasti, sebagian besar baru dikerjakan dan diterbitkan dalam bentuk transkripsi sementara saja (lengkap atau tidak lengkap), bahkan masih banyak yang belum diterbitkan sana sekali.Inilah tugas berat seorang ahli epigrafi, tidak aaja mene_liti prasasti-prasasti yang belum diterbitkan, tetapi juga meneleti kembali prasasti-prasasti yang baru terbit dalam bentuk transkripsi sementara.
Prasasti Linggasuntan, salah satu di antara prasasti-prasasti yang telah dikerjakan dalam bentuk transkripsi (tidak lengkap) oleh JLA Brandes, pada kesempatan ini mendapat perhatian untuk diteliti. Banyak hal yang hendak dibahas, tetapi hanya satu atau dua aspek yang dapat dikemukakan di sini, yaitu mengenai penggunaan gelar rakai yang disandang raja dan pejabat-pejabat tinggi kerajaan. Di samping itu, studi kewilayahan juga menjadi perhatian; desa-desa ...