UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Sri Mangunsarkoro : tokoh pergerakan perempuan Indonesia 1924-1959

Dewi Astuti; Saleh A. Djamhari, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003)

 Abstrak

Penulisan sejarah Sri Mangunsarkoro dalam Pergerakan perempuan di Indonesia, khususnya pada tahun 1924 hingga I959. Permasalahan yang akan dibahas ialah aktifitas Sri Mangunsarkoro dalam memperjuangkan perbaikan kedudukan perempuan di Indonesia pada periode tersebut dan pemikirannya yang melandasi setiap langkahnya dalam gerakan perempuan. Dalam Skripsi ini, pembahasan dimulai dari munculnya gerakan perempuan di Indonesia pada awal ke-20 yang diawali oleh Kartini. Sepeninggal Kartini, banyak tokoh perempuan di Indonesia yang muncul seperti Rohana Kudus, Dewi Sartika, Nyi Hajar Dewantara dan perempuan Indonesia lainnya. Awal gerakan emansipasi perempuan pada awal abad 20 adalah pendidikan bagi kaum perempuan. Sri Mangunsarkoro adalah satu dari sedikit perempuan Indonesia yang dapat mengenyam pendidikan tersebut. Pada tahun 1924, Sri Mangunsarkoro bergabung ke dalam Taman Siswa di Tegal sebagai guru. Di Taman Siswa, awal peranan Sri Mangunsarkoro di dalam gerakan perempuan Indonesia. Ia menjadi salah satu kader terbaik dari Taman Siswa, hal itu dapat dilihat dari keterlibatan dalam kancah pergerakan perempuan di tingkat nasional yaitu pada tahun 1929, ia telah menjadi pengurus pusat PPII kemudian bahkan menjadi ketua Kongres Perempuan Indonesia tahun 1935. Periode awal abad 20 adalah periode dimana gerakan perempuan ikut aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Hal tersebut menyebabkan gerakan perempuan berkaitan dengan perjuangan politik yaitu mencapai kemerdekaan Indonesia. Perjuangan politik itulah yang membuat Sri Mangunsarkoro melihat bahwa gerakan perempuan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari gerakan politik untuk memperjuangkan kepentingan perempuan. Pandangan politik tersebut yang membuat ia membuat partai perempuan pertama di Indonesia yaituPartai Wanita Rakyat pada tahun 1946. Partai tersebut adalah partai kecil dan bahkan tidak berhasil mendapatkan kursi di parlemen tapi PWR merupakan representasi gerakan perempuan di Indonesia yang secara legal memproklamirkan dirinya dalam gerakan politik di Indonesia. Sri Mangunsarkoro adalah satu dari tokoh gerakan perempuan di Indonesia, di dalam perjuangannya dia selalu menegaskan behwa perempuan harus bersatu. Perbedaan yang ada dalam metode perjuangan yang digunakan oleh berbagai organisasi perempuan di Indonesia tidak harus membuat perpeahan sehingga sampai akhir hidupnya Sri Mangunsarkoro tetap berjuang baik di partainya dan juga berbagai organisasi perempuan lainnya seperi Kongres Wanita Indonesia sebagai payung dari organisasi-organisasi perempuan yang ada di Indonesia.

 File Digital: 1

Shelf
 S 0401175.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S12209
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : v, 162 lembar : ill. ; 30 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S12209 14-21-919702384 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20156705
Cover