Dipilihnya Partai Indonesia Raja ( Parindra ) sebagai obyek skripsi ini, tidak lain karena sesudah tahun 1935, Parindra memperlihatkan sebagai suatu organisasi politik yang menonjol. Sebagai organisasi yang bersifat kooperatif banyak menentuken arah politik terhadap perjuangan melawan penjajahan. Hal ini dapat dimungkinkan karena sikap Pemerintah Hindia Belanda yang menekan gerak langkah organisasi-organisasi yang berasaskan non kooperatif. Sehingga organisasi-organisasi seperti Partai Nasional Indonesia (P.N.I) den Partai Indonesia (Partindo), tidak dapat melakukan tugas-tugasnya lagi. Sehingga dapat dikatakan bahwa sekitar periode tiga puluhan kehidupan pergerakan sangat mundur. Kesempatan ini dipergunakan oleh organisasi-organisasi yang berasaskan kooperatif seperti Budi Utomo (B.U) den Persatuan Bangsa Indonesia (P.B.I.) untuk menggalang persatuan yang kemudian terwujud dalam Parindra. Dengan penggabungan organisasi-organisasi lainriya dalam tubuh Parindra, sedikit banyak telah terwujud peningkatan perjuangan ketingkat yang lebih luas, sesuai dengan aspirasi nasional pada masa itu. Organiaasi-organisasi yang bersifat regiosentris dan ethnosentris seperti Tirtajasa, Serikat Sumatra, Serikat Minahasa dll...