Minyak bumi merupakan sumber daya alam terpenting di Hindia Belanda. Terutama setelah adanya laporan Dienst van den Mijnbouw akan banyaknya cadangan minyak bumi di Hindia Belanda. Sejak itu orang berlomba-lomba untuk rnengeksploitasi minyak bumi. Walaupun sebelumnya minyak bumi telah digunakan oleh bangsa Aceh untuk melawan Portugis. Untuk menangani minyak bumi tersebut bermunculan perusahaan-perusahaan minyak, seperti KNMEPBNI, MMBE, NIHM, DPM dan sebagainya. Pada tahun 1907, dua buah perusahaan besar di Hindia Belanda, yaitu KNMEPBNI dan Shell mengadakan amalgamasi dan lahirlah Bataafsche Petroleum Maatschappij atau BPM Perusahaan ini kemudian langsung menjadi besar, karena didukung oleh perusahaan minyak yang sudah mapan. Hal tersebut diikuti pula dengan berdirinya perusahaan minyak asing, yaitu NKPM milik Standard Oil of New Jersey. Untuk mempertahankan eksistensinya, BPM segera melakukan ekspansi-ekspansi, antara lain dengan member DPM, Seram Oil Syndicate. Selain itu juga melakukan kerjasama dengan perusahaan lain, yaitu MMBE (perusahaaa Belanda), Caltex dan Stanvac (perusahaan non Belanda) dan NIAM (pemerintah). Namun keberhasilan BPM tersebut tidak terlepas dari pemerintah, seperti keluarnya UU Pertambangan yang menguntungkan pengusaha Belanda, adanya keberanian melakukan terobosan teknologi terbaru, seperti Trumble dan Edeleanm, perusahaan induk yang mapan dan jaringannya yang luas, sehingga ketika kekurangan minyak mentah, maka BPM langsung mendapatkan dari Auglo Saxon Group. Hal-hal inilah yang menjadikan BPM rnencapai puncaknya menjadi pemimpin tiga besar perusahan minyak di Hindia Belanda dan lima besar di dunia.