Amin Rahayu, 079404002B, Majelis Rakyat Indonesia, September 1941-Maret 1942: Badan Perjuangan Mencapai Parlemen Indonesia Yang Sejati. Skripsi menguraikan keberadaan MRI sebagai Badan Perwakilan Rakyat Indonesia yang diusahakan menjadi parlemen Indonesia yang sejati, sekaligus diartikan sebagai parlemen tandingan terhadap Volksraad. Skripsi ini mengangkat empat permasalahan utama, yaitu: (1) Apa yang melatarbelakangi kaum pergerakan nasional membentuk MRI, (2) Bagaimana proses lahirnya clan reaksi dan kaum pergerakan maupun pemerintah, (3) Seperti apa profit dan bentuk (struktur organisasi) MRI, (4) Bagaimana kegiatan MRI selama keberadaaannya pada masa akhir kolonial. Pengkajian terhadap latar belakang kelahiran MRI tersebut dsikaitkan dengan tuntutan perubahan politik ketatanegaraan pada waktu itu. Sebagai jaian pertamanya, maka kaum pergerakan nasional menuntut dibentuknya parlemen yang sejati, yaitu parlemen yang mewakili semua golongan dan aliran yang ada dalam masyarakat Indonesia dan mampu menyuarakan aspirasi rakyat Indonesia. Kaum pergerakan nasional melihat bahwa Volksraad tidak representatif dan tidak bisa diharapkan lagi. Namun demikian, pemerintah Belanda tetap menolak tuntutan kaum pergerakan tersebut dan menganggap bangsa Indonesia belum mampu mengatur pemerintahan, Disamping itu, pemerintah beralasan bahwa kaiak Indonesia akan diberikan otonomi (Ze fsrandighekd) setelah perang selesai. Pemerintah justru mengusulkan dibentuknya India Werbaar (Milisi Bumiputra). Usulan itu banyak ditentang kaum pergerakan nasional yang tergabung dalam Barisan Nasional (barisan yang mewakili kaum nasionalis di Volksraad, yang untuk kemudian mereka tergabung dalam Fraksi Nasional Indonesia). Walaupun demikian, akhirnya keputusan mengenai Milisi Bumi putra dimenangkan pemerintah setelah melalui perdebatan sengit di Volksraad. Atas dasar kekecewaan di atas, rasa ketidakpercayaan kaum pergerakan terhadap Volksraad semakin besar, olah karena itu, kaum pergerakan nasional segera membentuk Badan Perwakilan Rakyat tandingan yang bertugas untuk mempersiapkan terbentukmnya Parlemen Indonesia yang sejati. Uraian itulah yang akan diangkat menjadi latar belakang perlunya dibentuk MRI. Disamping itu, skripsi ini juga menguraikan proses kelahiran MRI dan reaksi baik yang muncul di kalangan kaum pergerakan maupuyn dari pihak pemerintah. Hal panting yang diuraikan juga di sini yaitu tentang profil dan struktur organisasi MRI ditinjau dari sudut bentuk, atas, tujuan dan kinerja organisasi. Pembahasan terakhir yaitu menguraikan kegiatan MRI pada masa akhir kolonial yang ternyata banyak diwarnai oleh perselisihan intern sehingga banyak menguras waktu, tenaga dan pikiran dari pada memperj uangakan tujuan yang utama yaitu mewujudkan Parlemen Indonesia Yang Sejati dan memikirkan nasib rakyat yang sangat memprihatinkan secara politik, ekonomi dan sosial. Perselisihan tersebut terus berelanjut meskipun sudah beberapa kali dicoba untuk diselesaikan, bahkan sampai kedatangan Jepang dan mulai menduduki Hindia Belanda pada tanggaI 8 Maret 1942 perselisihan tersebut belum juga berakhir.