UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Roem dan politik diplomasi Indonesia pada masa perang kemerdekaan (Van Royen-Roem Statement)

Yulfizar Rivai; Leirissa, Richard Zakarias, supervisor; Tri Wahyuning M. Irsyam, examiner; Sudarini Suhartono, examiner (Universitas Indonesia, 1989)

 Abstrak

Skripsi ini membahas masalah politik diplomasi Indonesia pada masa perang kemerdekaan terutama peranan-peranan Mohamad Roem di dalam perundingan Indonesia - Belanda yang mencapai puncaknya sewaktu Van Royen-Roem Statement. Dalam pembahasannya penulis menggunakan metode yang lazim dipakai pada penyusunan suatu karya tulis ilmiah, yakni metode penelitian lapangan field research ) dan metode perpustakaan (library research ). Mohamad Roem adalah seorang pejuang perunding. Namanya sudah dikenal sejak zaman pergerakan. Masa muda Roem dilalui dengan penuh romantika mencari ilmu dengan bersekolah sampai ketingkat yang tertinggi yang ada dinegerinya. Kemudian ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan melalui organisasi kepanduan dan kepartaian yang berjalan di atas jalan tuntunan Islam. Dalam masa mudanya itulah tertempa jiwa dan kepribadian, untuk kemudian tumbuh menjadi pemimpin dan pemuka. Ternyata Kepemimpinannya tidak saja diterima dilingkungan organisasi dan golongannya, akan tetapi pada suatu masa kepemimpinannya itu benar-benar dirasakan dan diterima oleh Bangsanya. Sif at yang menonjol dapat diringkaskan pribadi yang mempunyai semangat tinggi untuk berjuang. Selain sebagai pejuang Roem ternyata juga sebagai perunding, yang memperoleh kesempatan emas dalam kehidupannya untuk mengembangkan kemampuannya dengan sebaik-baiknya. Kesempatan sebagai perunding ini dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh Roem sewaktu terjadi perundingan yang kemudian terkenal dengan Van Royen-Roem Statement. Perundingan ini berhasil melahirkan suatu persetujuan pada tanggal 7 Mei 1949, yang menghasilkan pernyataan-pernyataan dari ketua delegasi Belanda, Van Royen dan ketua delegasi Indonesia, Mohamad Roem. Di dalam pernyataan ini pihak Belanda bersedia mengembalikan pemerintah Indonesia Re Yogya. Dan sebaliknya Soekarno-Hatta menyetujui turut sertanya pemerintah Republik Indonesia ke Konferensi Meja Bundar, di mana akan dibicarakan perihal penyerahan kedaulatan kepada Negara Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat.

 File Digital: 1

Shelf
 Reom dan politik S 89537.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Universitas Indonesia, 1989
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : ix, 144 pages : illustration ; 28 cm. + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf 14-19-985182942 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20156993
Cover