ABSTRAK
Munculnya Amerika Serikat sebagai salah satu kekuatan adidaya dunia, disamping Uni Soviet, setelah usai Perang Dunia II melahirkan kepentingan-kepentingan politik, ekonomi dan militer secara regional bagi negara tersebut. Amerika Serikat terus mengikuti perkembangan perluasan paham komunis oleh Uni Soviet dan Cina yang memanfaatkan konflik-konflik kawasan, terutama di Asia dan Afrika. Hal ini dimaksudkan disamping untuk menjaga hubungan dengan sekutu-sekutunya, baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet secara ekonomi dapat menarik keuntungan dari perlombaan senjata negara-negara yang tengah bersengketa. Kedua negara tersebut merupakan produsen senjata dan peralatan perang terbesar hingga akhir dekade 1980-an.
Berbeda dengan kawasan lain, kawasan Timur Tengah yang kaya akan sumber daya alam minyak bumi, merupakan salah satu prioritas Amerika Serikat dalam kepenlingan politik luar negerinya. Dalam menengahi konflik Arab - Israel, Amerika Serikat berupaya menjaga keseimbangan politik dan militer antara Israel dan negara_negara Arab sekaligus menarik keuntungan ekonomi yakni kemudahan akses memperoleh minyak dan penjualan senjata ke wilayah tersebut.
Perjanjian Camp David merupakan salah satu keberhasilan diplomat-diplomat Amerika Serikat, termasuk Presiden Jimmy Carter dalam menempatkan posisi Amerika Serikat sebagai mediator Perjanjian Perdamaian Camp. David. Disamping berhasil mengikat Mesir yang merupakan negara terkuat Arab secara militer, Amerika Serikat juga berhasil melepaskan pengaruh Uni Soviet terhadap Mesir dan memecah kekuatan Arab yang berdainpak makin menguatnya posisi Israel. Di mata dunia internasional sendiri citra Amerika Serikat yang sempat merosot akibat keterlibatannya dalam Perang Vietnam kembali membaik karena Amerika Serikat dianggap berhasil meredakan konflik di kawasan tersebut, khususnya konflik Arab - Israel yang telah berlangsung setengah abad yakni sejak pendirian Negara Israel pada tahun 1948.