UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Strategi perjuangan politik Abdoel Moeis dalam Sarekat Islam, 1915-1923

Agus Widiarto; Anhar Gonggong, supervisor; Muhammad Wasith Albar, examiner ([Publisher not identified] , 1995)

 Abstrak

ABSTRAK
Strategi Perjuangan Politik Abdoel Moe is dalam Sarekat Islam, 1915-1923. Di bawah bimbingan Dr. Anhar Gonggong. Fakultas Sastra Univereitas Indonesia.
Studi ini adalah kajian Sejarah Pergerakan Nasional dengan mengambil peran central pada sikap politik Abdoel Moeis terhadap kebijaksanaan pemerintah Kolonial belanda dalam kurun waktu antara tahun 1915-1923. Dalam kurun wahtu tersebut, persoalan Indie Weerbaar dan Vo1ksraad menjadi diskursus politik yang hangat, tidak lain karena munculnya pendapat yang berbeda.
Dalam hal ini terlihat cara pandang atau sikap kaum pergerakan dalam memandang persoalan-persoalan di atas. Pro dan kontra muncul dalam mensikapi politik kolonial tersebut.
Cara pandang yang berbeda terhadap persoalan itu dapat dipandang sebagai suatu strategi dalam mensikapi kebijaksanaan pemerintah kolonial.
Politik Abdoel Moeis yang bekerjasama dengan pemerintah yang menyetujui diadakannya Indie Weerbaar dan Volksraad bukan berarti menyetujui politik yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda. Hal itu dapat dipandang sebagai strategi perjuangan politiknya dan dapat dipandang sebagai suatu sasaran antara. Artinya, dengan penerimaan itu ada target-target tertentu yang hendak dicapai oleh Abdoel Moeis lewat institusi atau persoalan-persoalan politik yang menyangkut Bumiputera.
Dengan adanya pergerakan Indie Weerbaar misalnya, Moeis memandang bahwa dengan ikut sertanya rakyat dalam pergerakan itu, bukan berarti hendak mengumpankan menjadi peluru meriam, namun rakyat diajak ikut serta berpartisipasi memikirkan nasib bangsanya lewat persoalan-persoalan itu. Rakyat diharapkan dapat secara sadar bahwa persoalan itu adalah juga kelak akan ada buahnya untuk bangsa ini.
Begitu juga halnya dengan persoalan partisipasi partai dalam Volksraad. Moeis melihatnya juga dalam kerangka strategi. Artinya, dengan masuk ke dalam sistem pemrintahan kolonial itu, selain dapat mengemukakan persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat, juga melalui institusi itu dipandang sebagai sarana proses pembelajaran politik bagi bangsa ini jika kelak nanti siap untuk berpemerintahan sendiri, sebagaimana yang sering ia dengungkan dalam setiap tulisan--tulisannya, yaitu Zelfbestuur. Terlepas dari sasaran akhir yang hendak dicapainya itu, adalah melalui proses. Yang jelas, dalam batas-batas tertentu ia telah mencapai apa yang diinginkannya demi memajukan Bumiputera (rakyat).

 File Digital: 1

Shelf
 S-Agus Widiarto.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S12139
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1995
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : ix, 123 pages ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S12139 14-19-212267061 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20157119
Cover