Pada era globalisasi ini, setiap kelompok masyarakat dituntut untuk bergerak dan berpikir dinamis sesuai dengan keadaan zaman. Begitu pula halnya dengan masyarakat etnis Cina yang sudah dikenaI dengan nilai-nilai budaya yang telah berusia ribuan tahun lamanya. Berbagai perubahan atau penyesuaian pun dilakukan untuk bisa bertahan hidup dalam kelompok masyarakat yang majemuk dengan peraturan-peraturan yang ada di dalamnya. Ada kalanya nilai-nilai yang sudah dipertahankan selama ribuan tahun harus diubah dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat di lingkungan tempat tinggal mereka atau bahkan dihilangkan sama sekali karena berbagai faktorDalam tulisan ini, kasus yang penulis ambil sebagai bahan tulisan adalah Persepsi Kaum Muda Etnis Cina di Bandung Tentang Tradisi Ritual Qing Ming. Data-data yang diperoleh untuk tulisan ini diambil dengan dua cara atau metode, yaitu kepustakaan dan wawancara. Wawancara dilakukan setelah dilakukannya studi pendahuluan dengan menggunakan kuesioner, Sample yang diambil berjumlah 25 orang dengan dua puluh orang berasal dari golongan muda dengan rentang usia 15hingga 30 tahun, yang dipilih secara acak dari beberapa sekolah negeri dan swasta di kota Bandung, dan beberapa orang yang tinggal atau beraktivitas di sekitar wilayah Pecinan di Bandung. Bagaimana persepsi baru yang muncul pada kaum muda etnis Cina ini dan faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah beberapa masalah yang akan dibahas dalam tulisan iniHasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan persepsi kaum muda etnis Cina di Bandung mengenai tradisi ritual Qing Ming dan berbagai hal yang berkaitan dengan tradisi tersebut. Ada dua faktor yang penulis anggap sebagai penyebab terjadinya perubahan persepsi ini, yaitu lingkungan sosial budaya dan peninggalan sejarah. Karena faktor-faktor inilah, maka akhirnya terjadi perubahan nilai dan persepsi yang sudah ada dalam masyarakat Cina serta nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh orang tua pada pada informan, terutama mengenai tradisi ritual Qing Ming...