ABSTRAKGerakan 4 Mei 1919 (Wusi yundong) besar pengaruhnya dalam konteks sejarah modern Cina. Dalam hubungan ini Gerakan 4 Mei 1919 akan ditinjau dari sudut nasionalisme dan perbandingannya dengan patriotisme. Nasionalisme yang dimaksud adalah mengacu kepada usaha yang dirintis khususnya oleh Hu Shi sejak tahun 1917. Hu Shi berpendapat bahwa nasionalisme (finzu zhuyi) merupakan istilah yang baru di Cina, sebabnya ialah karena ia melihat nasionalisme sebagai bagian dari 3 Prinsip Kerakyatan (.Sanmin zhuyi), yang diperkenalkan oleh SunYatsen. Tetapi meskipun demikian nasionalisme sebagai kesadaran berbangsa menurut Hu Shi tidak pernah lepas dari sejarah Cina. Akar dari nasionalisme adalah kesatuan sejarah, kcbudayaan, dan suku-bangsa (Nourse, 1942: 335). Untuk dapat menyatukan ketiga unsur tersebut adalah dengan penera_pan bahasa sehari-hari (baihua) sebagai lingua franca, baik dalam media sastra mau pun di pelbagai sarana pendidikan formal. Jadi dalam hal ini pengertia.n nasionalisme dapat di_terjemahkan sebagai kesetiaan tertinggi yang diberikan hanya kepada negara berbangsa tunggal (a state of mind in which the individual feels that everyone owes his supreme secular.