Sebagai sarana ekspresi dari pikiran, perasaan dan pengalaman rohani manusia, Puisi menjelmakan dirinya dalam bahasa emosional, berirama dan artistik. Karya sastra puisi yang menekankan isi dalam warna yang lain adalah aliran mistikisme, yaitu suatu puisi yang mengungkapkan suatu keadaan jiwa yang merasakan kedekatan wujud ke-Ilahian sebagai pelukisan pengalaman dalam mencari dan merasakan nafas ketuhanan dan keabadian. Salah satu bentuk puisi Persia yang cukup tua adalah Ruba'i (jamaknya. Ruba'iyat), yang terdiri dan empat baris satu baitnya dan tiap baris mengandung tiga sampai empat suku kata. Karena terbatasnya jumlah suku kata maka pikiran yang dinyatakan singkat dan padat. Penyair sufi terpelajar yang berbicara dalam bahasa puisi bertemakan Teologis-Fiiosofis dan moral kemasyarakatan adalah Omar Khayyam. Ia menjalinkan kato-kata dalam Rubai'yatnya selain mempermasalahkan perenungan diri dalam mencari Tuhannya juga masalah sosial, etika dan tingkah laku manusia sehari_-hari ke dalam bentuk silogis-silogis religius. Pendekatan kontekstual dan retoris dilakukan untuk mencoba memahami dan menafsirkan teks Ruba'iyat sabagai usaha memperoleh kepastian sebanyak mungkin mengenai arti yang sesungguhnya dari puisi-puisi Omar Khayyam.