UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

'Giri' dan 'Ninjo' dalam lakon Sugawara Denju Tenarai Kagami

(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004)

 Abstrak

Teater bunraku terdiri dari tiga elemen, yaitu lakon, iringan shamisen dan boneka. Bunraku berkembang sekitar abad ke-16 dan mengalarni masa kejayaannya pada abad ke-17, yaitu pada zaman Genroku di bawah pemerintahan Tokugawa. Seorang tokoh penulis lakon yang banyak memberikan kontribusinya dalam perkembangan bunraku adalah Chikamatsu Monzaemon (1653-1724). Chikamatsu banyak mengadopsi nilai-nilai moral yang berlaku pada masa Tokugawa, yaitu giri dan ninjo ke dalam lakon-lakonnya. Hasil karyanya yang sangat popular pada saat itu banyak mempengaruhi karya-karya yang lahir dari para penulis sesudahnya. Di antaranya adalah lakon Sugawara Denju Tenarai Kagami yang ditulis oleh gabungan tiga orang penulis, yaitu Takeda Izumo (1691-1756), Namiki Senryu (1695-1751), dan Miyoshi Shoraku (1696-1772). Giri merupakan kewajiban sosial kepada sebuah unit sosial yang disebut sebagai ie atau rumah dimana ia tergabung di dalamnya dan menyerahkan kesetiaan penuh kepada pemimpinnya. Giri berasal dari keinginan seseorang untuk merespons kebaikan orang lain melalui pembayaran kembali utang budi sebagai timbal balik atas jasa yang pernah diterimanya. Dalam pelaksanaan giri, seseorang umumnya mengalami dilema. Dilema ini muncul karena kewajiban sosial yang harus dilakukannya bertentangan dengan keinginan pribadinya. Keinginan pribadi atau perasaan manusiawi inilah yang disebut sebagai ninjo. Pada masa Tokugawa, ketika hubungan antara atasan dan bawahan diberlakukan secara ketat, giri dinilai sebagai kebaikan samurai yang tertinggi atau terpenting. Para samurai percaya bahwa menjalankan giri adalah tanggung jawab yang utama. Tindakan mengelak dari pelaksanaan giri dan mengikuti keinginan pribadi (ninjo) dianggap sebagai tindakan yang tidak bermoral dan menyimpang. Dalam skripsi ini penulis mengungkapkan giri dan ninjo yang terdapat dalam lakon Sugawara Denju Tenarai Kagami dengan menggunakan konsep giri dan ninjo_Dari hasil analisis ditemukan adanya pertentangan antara giri dan ninjo pada tokoh Takebe Genzo dan Matsuomaru. Pada tokoh Matsuomaru, penulis menemukan adanya dua buah girl terhadap dua orang atasannya yang berbeda. Dari cerita Sugawara Denju Tenarai Kagami, disimpulkan, kedua tokoh itu lebih mengutamakan pelaksanaan kewajiban (girl) di atas perasaan manusiawi (ninjo) sebagai bentuk kepatuhan mereka terhadap kode etik.

 File Digital: 1

Shelf
 S-Nina Alia Ariefa.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S13765
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : v, 83 lembar : 28 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S13765 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20157727
Cover