Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya di segala aktivitas kehidupan. Karena kelompok manusia beraneka ragam, maka bahasa itu sendiri mempunyai variasi-variasi. Seperti yang diungkapkan oleh Chaer dan Agustina, penutur bahasa, meski berada dalam masyarakat tutur, tidak merupakan kumpulan manusia yang homogen, maka wujud bahasa yang kongkret, yang disebut parole, menjadi tidak seragam. Bahasa itu pun menjadi beragam dan bervariasi. Dalam tulisan ini, penulis akan membicarakan salah satu variasi bahasa, yakni bahasa yang digunakan anak muda Jepang. Dilihat dari usia, golongan anak muda terbagi dalam tiga kategori, yaitu paruh pertama remaja, yaitu umur 13,14 sampai dengan 16,17 tahun, paruh kedua, umur 17,18 sampai dengan 22, 23 tahun, pra dewasa, yaitu umur 22, 23 sampai dengan kurang lebih usia 30 tahun. Dengan demikian yang tergolong anak muda adalah, orang yang berusia 13 tahun sampai dengan sekitar 30 tahun. Apa yang dimaksud dengan bahasa anak muda? Bahasa anak muda merupakan ragam cakapan tidak resmi yang banyak dipakai kaum muda sebagai komunikasi intern. Banyak orang yang berpendapat bahwa bahasa anak muda dapat merusak bahasa baku. Namun, hal ini tidak berarti bahwa bahasa tersebut harus diabaikan. Seperti yang dikatakan oleh Chamber-Loir, gejala bahasa ini tidak boleh dinafikan atau dianggap remeh, tetapi justru perlu diamati sebagai akibat dan cerminan dari suatu kenyataan sosial. Kemunculan bahasa anak muda tidak terlepas dari beberapa hal yang melatarbelakanginya. Menurut Yonekawa hal-hal yang melatarbelakangi kemunculan bahasa anak muda adalah pertumbuhan fisik, psikologi, latar belakang masyarakat dan latar belakang sejarah.