FITRIANA FIRDAUS. Taikyoushi Bouryoku, Sebuah Studi Tentang Kekerasan Terhadap Guru di Sekolah Menengah Pertama Jepang. (Di bawah bimbingan Dr. Etty Nurhayati Anwar). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Penelitian mengenai taikyoushi bouryoku (kekerasan terhadap guru) yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama di Jepang bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang dapat menimbulkan tindak kekerasan, ditinjau dari latar belakang sistem pendidikan di Jepang, keadaan dan suasana belajar-mengajar di SMP Jepang, latar belakang keluarga Jepang, serta keadaan psikologis siswa Jepang itu sendiri.Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil referensi dari berbagai sumber buku atau surat kabar, berdasarkan data antara tahun 1980-1990-an. Selain itu, dilakukan pula observasi ke sekolah Jepang yang berada di Jakarta guna mengetahui lebih lanjut mengenai suasana belajar di sekolah Jepang. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah faktor yang melatarbelakangi terjadinya tindak kekerasan ini merupakan multi faktor yang tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, tetapi banyak segi yang saling berkaitan. Perubahan sistem keluarga tradisional Jepang (le) menjadi sistem keluarga kaku kazoku (keluarga inti) sangat besar pengaruhnya dalam pola mendidik anak, yang juga berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Selain pola didik di keluarga, lingkungan di sekolah yang tidak baik juga mengakibatkan tingkah laku anak menjadi buruk. Situasi dan kondisi di SMP terkadang tidak dapat menangani permasalahan siswa. Selain hubungan siswa dan guru yang tidak harmonis, hubungan antar siswa pun terkadang mengalarni masalah buruk. Sistem ujian dalam pendidikan Jepang yang kompetitif juga merupakan salah satu faktor timbulnya tindak kekerasan terhadap guru. Secara psikologis, dalam usia SMP ini, siswa sedang mencari suatu identitas diri. Siswa SMP Jepang saat ini umumnya terbiasa dengan kehidupan mereka yang mapan dan nyaman. Tekanan-tekanan ujian, ditambah dengan beban dalam persaingan di dunia pendidikan, membawa dampak psikologis tersendiri bagi siswa SMP ini. Mereka mencari bentuk untuk melarikan diri dad tekanan-tekanan ujian, yang salah satu bentuk pelampiasan dari ketegangan mereka adalah dengan melakukan tindak kekerasan terhadap guru.