Keberhasilan Jepang menguasai perekonomian dunia saat ini tidak terlepas dari proses industrialisasi dan modernisasi Jepang yang telah dipersiapkan pada akhir zaman Tokugawa dan revolusi industrinya berpuncak pada zaman Meiji. Proses industrialisasi Jepang pada awalnya mengalami kegagalan dan menimbulkan kegelisahan pada masyarakat Jepang. Tetapi negara ini telah banyak mendapat pelajaran yang berharga dari kegagalan menghadapi teknologi dari luar negeri (Barat). Semula pemerintah Jepang beranggapan bahwa dengan teknologi maju dari Barat dapat memacu pertumbuhan ekonomi negara tesebut. Namun, setelah mereka tidak berhasil dengan strategi itu, mereka dengan segera merubah atau membenahi strategi berikutnya, antara lain dengan nenyesuaikan teknologi yang cocok dengan kapasitas nasional (domestic capacity) dan kemampuan sosial (social capability) untuk nendukung industri di Jepang.
Industri yang dikembangkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan kekuatan militer Jepang dengan melaksanakan slogan fukoku kyohsi (negara kaya militer kuat) dan shokusan kogyo (meningkatkan produktivitas dengan menggalakkan industrialisasi) dibedakan atas dua kategori utama. Pertama, industri sutera, kapas dan pemintalan benang sebagai industri yang diandalkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Kedua, industri besi-baja dan transportasi sebagai industri strategis militer. Revolusi industri memberikan dampak yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi, politik dan keamanan, tetapi tidak memperlihatkan perubahan yang berarti terhadap perubahan sosial-budaya. Kepribadian masyarakat Jepang relatif tidak terpengaruh oleh adanya kebijaksanaan masuknya teknologi dan kelembagaan Barat.
Dampak revolusi industri terhadap perekonomian Jepang dapat dilihat dari perbaikan sumber modal, pertumbuhan ekonomi (GNP) yang meningkat, dan perbaikan struktur ekonomi Jepang. Dampak terhadap perubahan politik dan keamanan berupa munculnya gerakan-gerakan demokrasi (jiyu minken undo) yang bersumber dari ketidakpuasan sekelompok intelektual Jepang terhadap industrialisasi. Revolusi industri juga memberi dampak terhadap masuknya kelembagaan-kelembagaan politik modern Jepang, seperti partai politik dan konstitusi. Di samping itu industrialisasi memberi dampak yang eukup besar terhadap kekuatan militer Jepang, yang bahkan mampu menguasai beberapa negara melalui aksi perang untuk menguasai pasaran produk-produk mereka dan atau bahan-bahan baku yang dibutuhkan Jepang.