Film Battle Royale produksi Taal Studios yang disutradarai oleh Fukasaku Kinji banyak menimbulkan kontroversi karena adegan-adegan kekerasan yang ditampilkan di dalamnya. Protes bermunculan dari berbagai pihak terutama karena karena pelaku kekerasan dalam film tersebut adalah remaja usia SMP, dan pada saat produksi sampai waktu tiba film tersebut, masalah kekerasan remaja di Jepang sedang menjadi sorotan publik.Hubungan film dengan masyarakat dapat bertolak dari kedudukan film sebagai institusi sosial, kalau tidak dapat dikatakan bahwa film adalah ungkapan perasaan masyarakat.
Film sebagai institusi sosial berkaitan dengan konteks sosial masyarakat perfilman, khususnya pembuat film sebagai bagian dari masyarakat. Kedua, konteks film sebagai cermin masyarakat dalam skala kemampuan para pembuatnya dan dengan segala pengaruh yang ada. Dan ketiga adalah konteks fungsi sosial film, yaitu sampai seberapa jauh nilai sebuah film berkaitan dengan nilai sosial, sampai seberapa jauh nilai sebuah film dipengaruhi oleh nilai sosial, dan sampai seberapa jauh film dapat berfungsi sebagai alat penghibur sekaligus alat pendidikan bagi masyarakat (penonton).
Film Battle Royale dalam penceritaannya mengambil apa yang ada dalam masyarakat. Kritik sosial demikian tidak selalu mendapat tanggapan positif, namun terlepas dari itu, dapat menjadi cerminan keadaan sosial masyarakat pada suatu waktu tertentu. Dalam hal ini masyarakat Jepang dan khususnya permasalahan yang dihadapi oleh remaja di Jepang yang dapat menjadi pemicu tindak kekerasan pada remaja. Juga reaksi masyarakat yang umumnya diberikan terhadap kekerasan tersebut.