Drama noh berkembang sekitar pertengahan abad ke-14 dipelopori oleh Kan'ami. Kan'ami dan Zeami, dianggap paling berjasa dalam pembentukan drama noh yang dikenal pada saat ini. Hasil pemikiran Kan'ami dan Zeami kemudian dijadikan konvensi dalam perkembangan drama noh selanjutnya.Salah satu konvensi dalam drama noh adalah mengenai penulisan lakon noh. Unsur intrinsik terpenting dalam lakon noh adalah tokoh dan alur. Penekanan tokoh dalam drama noh terdapat pada fungsi tokoh dalam cerita bukan perwatakan.
Berdasarkan fungsinya, tokoh dalam lakon noh terdiri dari shite (tokoh utama), wake (tokoh utama yang menjadi pengamat shite), tsure (tokoh bawahan yang mengikuti shite atau wake), dan ai-kyOgen (tokoh bawahan).Alur dalam sebuah lakon noh tersusun dalam pola jo (pengenalan), ha (penggawatan), dan kyu (leraian). Ha dibagi lagi menjadi ha 1, ha 2, dan ha 3. Penyusunan lakon-lakon noh berikutnya biasanya mengikuti konvensi tersebut. Akan tetapi dalam lakon noh Kanawa ternyata ditemukan pergeseran dari konvensi tersebut.
Dalam skripsi ini penulis akan menganalisis mengenai pergeseran yang terjadi dalam struktur alur dan tokoh lakon noh Kanawa. Selain untuk memperkenalkan drama noh, khususnya struktur alur dan tokoh dalam lakon noh yang tipikal, analisis dalam skripsi ini dilakukan untuk mengungkapkan pergeseran yang terjadi dalam lakon noh Kanawa.
Dari hasil analisis ditemukan bahwa pergeseran dalam alur terjadi pada bagian jo, ha 1, dan ha 2, sedangkan pergeseran fungsi tokoh terjadi pada tokoh arkyagen, wakizure, dan waki.Ditinjau dari cerita dalam lakon noh Kanawa, disimpulkan bahwa pergeseran terjadi karena adanya kebutuhan untuk membangun cerita yang dramatis. Dengan demikian, aturan mengenai alur dan tokoh dalam lakon noh tidak mutlak harus diikuti jika pergeseran tersebut dibutuhkan.