ABSTRAKSkripsi ini bertujuan untuk membahas makna ujaran di dalam suatu situasi tutur [speech situation] berdasarkan kenyataan yang penulis jumpai sehari-hari yakni bahwa makna ujaran tidaklah mutlak merupakan makna harafiahnya. Ujaran yang berbentuk pertanyaan misalnya, apabila dikaji sehubungan dengan situasi tempat diujarkan tidak selalu membawa makna bertanya melainkan kemungkinan bermakna perintah, permintaan, pernyataan dan sebagainya.
Dengan menganalisis korpus berupa ujaran pertanyaan guru kepada murid di dalam wacana kelas atau classroom discourse, penulis menemukan gejala bahwa guru seringkali mengajukan pertanyaan bukan dengan tujuan meminta informasi melainkan dengan maksud lain seperti memerintahkan murid untuk melaksanakan sesuatu (pertanyaan dengan fungsi direktif).
Berdasarkan teori-teori dari J.L. Austin, , J.R. Searle, Grice Berta Leech mengenai makna ujaran di dalam berkomunikasi, penulis mencoba menganalisis beberapa pertanyaan guru yang berfungsi direktif. Model analisis yang dipergunakan adalah model means-ends rancangan Leech. Proses pemahaman murid (sebagai pendengar) terhadap ujaran pertanyaan guru (sebagai pembicara) diuraikan menjadi beberapa tahap. Sebagai bahan perbandingan penulis juga menganalisis satu ujaran pertanyaan guru yang betul-betul bertujuan memperoleh informasi.
Hasil yang diperoleh adalah bahwa hubungan role-relationship antara guru dengan murid memainkan peran yang penting dalam hal memilih bentuk ujaran serta dalam memahami makna ujaran tersebut.