ABSTRAKInterferensi merupakan suatu gejala umum yang terjadi dalam diri dwibahasawan. Yang dimaksud dengan interferensi .ini adalah penyimpangan norma-norma bahasa yang terjadi di dalam ujaran dwibahasawan karena pengenalannya terhadap lebih dari satu bahasa yang menyebabkan terjadinya kontak bahasa (Weinreich 1953: 1). Interferensi ini dapat terjadi pada tingkat fonologi, morfologi dan leksikon. Dalam skripsi ini, analisis saya batasi pada tingkat fonologi, yaitu pada analisis fonem segmental vokal dan konsonan.
Interferensi seperti di atas terjadi di kalangan para pegawai Pusat Pelayanan Rekayasa, Departemem Sipil, Perusa_haan Umum Listrik Negara. Mereka mengidentifikasikan bunyi_-bunyi konsonan dan vokal bahasa Inggris dengan bunyi-bunyi konsonan dan vokal yang mereka kenal dalam bahasa ibunya. Hal ini menyebabkan bunyi ujaran dalam bahasa Inggris yang diucapkan dipengaruhi oleh bunyi ujaran dalam bahasa ibunya. Berdasarkan dugaan tersebut, data-data dikumpulkan melalui perekaman yang kemudian ditabulasikan setelah data-data tadi ditranskripsikan terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil analisis, saya mencoba menyimpulkan bahwa responden umumnya menemui kesulitan dalam melafalkan bunyi-bunyi yang tidak ditemui dalam sistem bunyi bahasa Indonesia, maupun bunyi-bunyi yang sama namun berbeda pela_falannya. Di samping itu, gugus atau deretan konsonan yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia juga menyulitkan responden. Bunyi-bunyi yang direalisasikan responden merupa_kan bunyi-bunyi yang mempunyai posisi terdekat dengan bunyi-bunyi yang direalisasikan. Hal ini terjadi tidak hanya seba_gai akibat dari interferensi bahasa pertama saja, melainkan juga sebagai akibat ketidaktahuan responden dalam mengucap_kan istilah-istilah teknik tersebut dengan benar.