Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_;Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_;Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_;Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_;Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_ Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_ Fungsi terjemahan bagi manusia. Terjemahan adalah suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Terjemahan telah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Misalnya untuk kemajuan penyebaran agama Kristen, dilakukanlah penterjemahan Kitab Suci ke pelbagai bahasa di dunia ( Nida dan Taber: 1974:vii ). Contoh lain misalnya di Indonesia sendiri yaitu pada zaman Hindu. Dengan timbulnya kerajaan-kerajaan yang berlandaskan kebudayaan India, dengan sendirinya dirasa_kan kebutuhan untuk menterjemahkan kitab-kitab tentang pranata kerajaan dan agama dari India, baik agama Buddha maupun agama Hindu, dari bahasa Sansekerta ke bahasa Nu_santara. Dalam hal ini yang sampai pada kita ialah naskah-_naskah terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno. Misalnya kitab_-kitab ke agamaan Werhaspati Tatwa, Sapta Bhuwana, Catur Yuga widhi Sastra, Tatwa Jnana dari agama Hindu. Kemudian kitab-kitab Kamahayanikan, Sanyoka Darana, Sang Hyang Pamutus dan Kalpa Buddha. Kemudian diterj emahkan juga kitab-_kitab tentang hukum dan pranata kerajaan yaitu Manawa Dharma Sastra, kitab-kitab tentang moral yaitu Sara Samuc_caya, Tantri Kamandaka, Kamandaka Raja Niti dan lain-lain ( Pigeaud, 1967:51-53 dan 304 ). Selain kitab-kitab yang telah disebut tadi, menurut Zoetmulder ( 1974:231 dan 96 ) pada zamaa itu juga diterjemahkan kitab-kitab sastra seperti Ramayana pada abad IX dan Mahabharata pada abad X _ XI_