Penelitian ini merupakan analisis metaforis dalam arti luas (broad sense). Di dalam Alkitab, khususnya kitab Injil Matius, terdapat sekitar tiga puluh perumpamaan yang diceritakan oleh Yesus. Tujuh perumpamaan di antaranya merupakan tema utama kitab Injil Matius, yaitu arti dan makna Kerajaan Surga (das Himmelreich).
Hal-hal penting yang terdapat di dalam penelitian ini antara lain :
1. Ciri-ciri linguistis yang terdapat di dalam tujuh perumpamaan tersebut menunjukkan bahwa kata-kata dan frase-frase yang merupakan metafora di dalam ketujuh perumpamaan tersebut mempunyai makna figuratif atau makna kiasan. Makna tersebut merupakan perluasan dari makna dasar kata atau frase. Hal ini berarti bahwa analisis komponen makna dasar sebuah kata merupakan sebuah cara yang digunakan untuk dapat memahami makna kiasan sebuah kata atau frase.
2. Berdasarkan teori subtitusi dan teori perbandingan dapat disimpulkan bahwa metafora yang terdapat di dalam ketujuh perumpamaan tersebut, di satu sisi adalah sebuah kata yang dapat disubtitusi oleh kata lain. Di sisi lain, metafora tersebut juga merupakan perbandingan antara dua hal yang memiliki sifat dan ciri yang sama.
3. Teori interaksi menjelaskan bahwa konteks dan metafora memiliki hubungan pertalian makna yang erat. Hal itu berarti bahwa konteks sangat berperan dalam memahami atau bahkan menginterpretasikan sebuah metafora. Penelitian ini menunjukkan pula bahwa konteks sosial dan budaya masyarakat Yahudi yang hidup di zaman Yesus merupakan latar belakang analisis metafora dalam tujuh perumpamaan tersebut.
4. Penggunaan personifikasi tidak ditemukan di dalam tujuh perumpamaan tersebut, walaupun personifikasi merupakan bagian dari metafora dalam anti yang luas.