Promosi perpustakaan di semua jenis perpustakaan terutama perpustakaan umum adalah perlu dan harus ditangani secara sistematik, berkesinambungan (continue) dan serius. Demikianlah esensi dasar dari penelitian ini. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Perpustakaan Umum Jakarta Selatan (PUJS) dalam melakukan promosi dilihat dari pendapat pemakainya, dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif. Promosi lewat kontak langsung atau komunikasi antar pribadi yang kemudian dilanjutkan komunikasi langsung lewat teman dan rekan menurut analisis parameter yang tertinggi (83%). Sebaliknya untuk promosi lewat perpustakaan keliling dan satelit adalah yang terendah (31,1%). Namun nilai tersebut menunjukkan bahwa hampir setengah pemakai masih menanggapi promosi tersebut. Penelitian ini menggunakan 173 orang responden dengan pembagian remaja (15-19 tahun), dewasa (20-30 tahun), tua (31-50 tahun), manula (50 tahun ke atas) dan analisis data kuantitatif dengan menggunakan tabulasi silang (Crosstabulation) dengan nilai ambang alpha crounbach 0,85. Temuan menarik adalah sebagai berikut; semua pemakai baik remaja (15-19 tahun), dewasa (20-30 tahun), tua (31-50 tahun), manula (51 tahun ke atas) sudah mencapai titik DESIRE ACTION terhadap promosi model langsung (kontak langsung) oleh pihak PUJS. Untuk lomba dan sayembara hanya kategori pemakai 20-30 tahun mencapai INTEREST DESIRE (pemakai terpengaruh oleh promosi dan ingin datang ke PUJS, tetapi masih ada hambatan-hambatan yang berupa anggapan negatif terhadap PUJS), pada bazar, pameran buku dan temu tokoh kategori pemakai 15-19 tahun sudah terpengaruh sampai tingkat INTEREST (mereka tertarik tetapi masih enggan ke PUJS), untuk perpustakaan keliling dan satelit yang merupakan keunikan promosi di perpustakaan umum di Jakarta khususnya telah membuat masyarakat hanya terpengaruh sampai titik ATTENTION-INTEREST (yang artinya pemakai tahu dan tertarik serta merta hanya kepada perpustakaan keliling dan satelit, bukan pada PUJS).