Evaluasi terhadap pelaksanaan Guided Reading ini dilaksanakan di SMA Santa Theresia, Jakarta Pusat, pada bulan September 1994 hingga Januari 1995. Tujuannya ialah untuk mendata pendapat siswa tentang Guided Reading, menggambarkan penilaian siswa terhadap Guided Reading, menggambarkan pola pemanfaatan pengetahuan dari Guided Reading dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan ketiga gambaran di atas, ditambah masukan dari wawancara dan pengamatan langsung dibuat kesimpulan sejauh mana keberha_silan pelaksanaan Guided Reading.
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan secara acak kepada 150 siswa kelas II dan kelas III, didukung Pula dengan hasil wawancara dengan kepada perpustakaan dan pengamatan terhadap kegiatan Guided Reading dan keadaan perpustakaan. Hasilnya diolah dengan tabulasi frekuensi berjumlah 19 bush tabel, 4 di antaranya merupakan tabel silang. Setelah data tersaji dalam bentuk tabel, kemudian data dianalisa guna pengambilan kesimpulan dengan menggunakan rumus persentase dan parameter untuk penafsiran nilai persentase.
Hasil penelitian ini ukuran sebagian besar responden belum merasa yakin memasuki perpusta_kaan, walaupun menyatakan bahwa materi pengetahuan. Untuk materi tentang katalog, hampir setengah dari responden menyatakan bahwa katalog itu mudah digunakan, namun sebagian besar dari mereka lebih senang mencari buku langsung ke rak. Hampir semua responden berpendapat bahwa nomor klasifikasi tidak membantu mereka dalam menemukan buku di rak. Hampir semua responden menyatakan bahwa ensiklopedi dan kamus mudah digunakan. Namun untuk pema_kaian atlas sebagian besar responden menyatakan tidak tabu dan tidak pernah menggunakannya. Sebagian besar responden tidak terlalu suka metnbaca, dan sebagian besar responden juga menyatakan bahwa sikap mereka terhadap buku tidak banyak mengalami perubahan.
Untuk cara penyampaian Guided Reading hampir seluruh responden menyatakan cukup balk. Menurut responden media pengajaran selama ini belum memadai. Sebagian besar res_ponden memilih video untuk menambah vaniasi pengajaran.
Dapat dikatakan, bahwa pelaksanaan Guided Reading di SMA Santa Theresia sudah cukup balk dalam cara penyampaian dan waktu pelaksanaan, namun masih sangat kurang dalam hal materi dan media pengajaran. Materi terlalu teoritis, kurangnya praktek/ latihan, serta tidak didukung dengan media pengajaran dan alat peraga yang memadai, seperti audio visual dan koleksi atlas yang up to date, sehingga materi menjadi membosankan. Siswa hanya mengetahui dan mengerti namun belum memahami betul apa manfaat dari materi, yang diberikan, terutama materi tentang katalog, nomor klasifikasi, susunan buku dan atlas.