Permasalahan yang muncul berdasarkan pendapat Khomsi bahwa ciri kalimat pada bacaan anak adalah kalimat sederhana. Kalimat sederhana yang dimaksud menggunakan ujaran pendek, sedikit kalimat bawahan, kosa kata lebih terbatas dan tidak mengandung kata-kata yang abstrak. Berdasarkan pendapat tersebut, munculah tiga pokok bahasan yaitu apakah cerita anak menerapkan pola kalimat sederhana sesuai dengan pendapat Khomsi; berapakah jumlah kata pada kalimat yang sesuai dengan kriteria ujaran pendek; jenis kalimat mana yang sering muncul.
Untuk menjawab pokok bahasan tersebut maka dilakukan penelitian pada enam bacaan anak. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan studi pustaka dan melakukan pengujian. Melalui studi pustaka diperoleh data mengenai pola kalimat sederhana dan ujaran pendek. Pengumpulan data yang berhubungan dengan kalimat sederhana di dalam buku bacaan anak dilakukan dengan mengadakan pengujian di enam bacaan anak yang berbeda pada sasaran umur pembaca.
Pengujian dengan mengambil sampel yang dimulai pada tiap bab I dan diberi nomor satu hingga seratus. Hasilnya menunjukkan bahwa seluruh bacaan anak menerapkan pendapat Khomsi mengenai kalimat sederhana pada bacaan anak seperti ujaran pendek, banyak menggunakan kalimat tunggal. Jumlah kata yang sesuai dengan ujaran pendek adalah yang berskala kecil (1-5 kata) dan berskala sedang (6-10 kata). Dengan dua skala tersebut jurnlah kata secara keseluruhan bisa menjadi sedikit. Berdasarkan tabel yang telah dibuat, kalimat tunggal, kalimat langsung, kalimat aktif dan kalimat pernyataan merupakan yang terbanyak frekuensi pemunculannya.