Bahasa bersifat khas dan dibangun dari kekhasan yang berhubungan erat dengan budaya (Terigan 1986;2-3). Pendapat ini menjelaskan bahwa kebiasaan-kebiasaan berbahasa dalam suatu masyarakat ditentukan pula oleb budaya yang dimiliki masyarakat tersebut.
Skripsi ini meneliti perbedaan antara tindak bahasa permi ntaan pada bahasa Belanda dan tindak bahasa yang sama pada bahasa Indonesia dari segi pragmatis dengan menggunakan teori Blum Kulka dan Olshtain.
Korpus data diperoleh dari tujuh buku cerita bergambar yang diterbitkan dalam versi bahasa Belanda dan bahasa Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar perbedaan strategi yang muncul sama sekali tidak dipengaruhi oleh perbedaan konteks, melainkan murni disebabkan oleb perbedaan budaya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pola realisasi tindak bahasa permintaan pada bahasa Belanda dan bahasa Indonesia memang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, meskipun digunakan dalam konteks yang sama. Pada versi bahasa Belanda, tindak bahasa permintaaan pada umumnya menggunakan pendengar sebagai subjek, sementara pada versi bahasa Indonesia pada umumnya tidak ...