Bahasa Belanda-Pecuk adalah bahasa orang Belanda--Indo yang lahir pada abad ke-18, digunakan sebagai bahasa pergaulan antara tentara Belanda dengan penduduk asli serta masyarakat Belanda-Indo di Hindia Belanda. Istilah Pecuk di kalangan Belanda-Indo diperkenalkan oleh Tjalie Robinson, penulis berdarah Belanda-Indo yang banyak menggunakan bahasa Belanda-Pecuk dalam setiap karyanya. Dengan terbitnya buku Ik en Bentiet pada tahun 1976, maka istilah Belanda-Pecuk menggantikan istilah bahasa Belanda-Indo. Sebagai bahasa kreol, otomatis, Bahasa Belanda-Pecuk memiliki karakteristik sebagai bahasa pijin dan kreol. Bahasa Belanda-Pecuk adalah bahasa pijin yang dipakai sebagai bahasa ibu oleh orang Belanda-Indo. Pengaruh bahasa Melayu Betawi dan Belanda terhadap salah satu bahasa Belanda-Pecuk yang berkembang di Batavia terlihat dalam bidang fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon. Dapat disimpulkan juga bahwa bahasa Belanda-Pecuk yang berkembang di Batavia adalah bahasa yang menggunakan sebanyak mungkin kosa kata Belanda dengan struktur gramatikal Melayu Betawi.