Het Bittere Kruid adalah kisah kehidupan pahit sebuah keluarga keturunan Yahudi pada Perang Dunia Kedua di Belanda. Tokoh Utama, tokoh sentral dalam cerita, yang merupakan anak terkecil dalam keluarga itu menceritakan perjuangan hidup keluarganya sampai akhirnya ditangkap dan mati terbunuh di Kamp-Kamp Konsentrasi. Latar belakang karya-karya Marga Minco berkisar tentang kegetiran hidup yang dialami orang Yahudi pada masa Perang Dunia Kedua. Hasil karyanya yang sarat dengan kisah kehidupan yang mengandung unsur biografi yang kuat, dirangkai dengan gaya cerita sederhana dan naif layaknya seorang anak kecil yang sedang bercerita tentang kisah hidupnya. Kesederhanaan tokoh cerita mengungkapkan kehidupan keluarganya serta perasaan simpati pada kisah hidupnya telah melandasi penulis untuk menganalisis salah satu karya Marga Minco yang popular ini. Di samping sikap tokoh-tokoh cerita menghadapi situasi pada masa itu merupakan hal yang menarik untuk dibahas juga. Tokoh-tokoh cerita mempunyai sikap yang berbeda-beda menghadapi situasi waktu itu. Dalam hal ini, saya menemukan beberapa hal penting, antara lain perbedaan sikap antara generasi tua dan generasi muda. Generasi tua seperti tokoh Ayah dan Paman, optimistis bahwa keadaan akan berubah menjadi lebih baik; sementara generasi muda contohnya Tokoh Utama, menghadapinya dengan pesimis. Sikap optimis generasi tua ternyata tidak terjadi dalam realita. Latar belakang agama dan tradisi Yahudi yang kuat ternyata mendukung sikap mereka. Terlihat di sini bahwa sikap optimistis itu penting, sebagai usaha untuk tetap memiliki harapan dan semangat dalam menghadapi situasi seburuk apapun.