ABSTRAKMasalah-masalah yang ada dalam Eerste indrukken ini adalah penampilan perspektif, penokohan, motif-motif, serta tema yang baru dan berbeda dari roman-roman yang dihasilkan pengarang lain. Mengapa Schippers memilih seorang anak kecil menjadi pencerita sekaligus tokoh utamanya? Apakah hubungannya dengan penokohan serta tema yang hendak disampaikannya? Selain itu, adakah hubungannya dengan Nieuw-realisme? Hal ini saya pertanyakan sebab sebelum Schippers menulis roman-romannya ia adalah seorang penyair. Sajak-sajak yang dihasilkannya menunjukkan dengan jelas pengaruh aliran seni modern itu. Robert Anker, salah seorang kritikus sastra Belanda memperkuat dugaan saya itu. la mengatakan bahwa karya-karya Schippers itu tidak terlepas dari aliran seni modern tersebut. Permasalahan-permasalahan tersebut di atas merupakan permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. Perspektif yang baru menurut saya sengaja diciptakan oleh Schippers. Tujuannya yang utama adalah untuk menunjang tema yang ingin disampaikannya, yaitu relasi antara bahasa dan kenyataan. Artinya, melalui perspektif seorang anak kecil Schippers ingin mendekati kenyataan dengan Cara yang baru. Dalam Eerste indrukken ini diperlihatkan bagaimana anak kecil itu mengamati benda-benda, warna-warna, gerakan, dan sebagainya yang sesungguhnya merupakan realitas sehari-hari yang berbeda di sekitarnya. Melalui perspektif seorang anak kecil Schippers seolah-olah mengadakan percobaan bagaimana kalau seorang anak (tokoh 'aku') menolak untuk berbicara (berbahasa). Apakah mungkin? Apakah realitas-realitas yang ia alami itu bisa diekspresikan? Pada akhirnya Schippers menceritakan bagaimana anak kecil itu (tokoh 'aku') masuk ke dalam bahasa. Tema Eerste indrukken adalah relasi antara bahasa dan realitas (kenyataan) juga terlihat dalam penokohan. Seperti yang sudah saya kemukakan di atas, tokoh 'aku' berusaha untuk tidak mau berbicara. la tidak mau mengatakan kata pertamanya (het eerste woord), padahal orang-orang dewasa yang sering berkunjung ke rumahnya sangat mengharapkan ia bisa berbicara. Tokoh 'aku' akhirnya dengan kemauannya sendiri masuk ke dalam bahasa. Kalau dilihat dengan lebih teliti lagi persoalan dalam Eerste indrukken adalah persoalan ide, bahasa, dan realitas. Realitas bisa diekspresikan melalui bahasa setelah diproses dalam pikiran. Sedangkan posisi Eerste indrukken (kesan-kesan pertama) yang juga merupakan judul buku ini berada pada relasi antara ide dan realitas. Hal inilah yang ingin dicari oleh tokoh 'aku' dan juga tokoh pelukis. Eerste indrukken dioposisikan dengan bahasa. Menurut tokoh aku Eerste indrukken-lah yang asli dan yang penting dalam kehidupan sedangkan bahasa hanyalah imitasi. Bahasa Sudah tidak asli lagi. Orisinalitas-orisinalitas yang ditampilkan Schippers, baik dalam perspektif, penokohan, motif-motif, dan tema sesungguhnya sedikit banyak merupakan pengaruh dari nieuw realisme. Aliran ini diproklamasikan oleh Yves Klein, Daniel Spoerri, Arman, Pierre Restany, dan lain-lain di Perancis, 27 Oktober 1960. Inti dari aliran ini ialah ingin mendekati kenyataan dari atau dengan perspektif yang baru. Para seniman Neorealis ingin mengungkapkan atau mengekspresikan realitas sehari-hari dalam karya mereka. Secara singkat dalam penulisan ini saya ingin membahas unsur-unsur roman Eerste indrukken seperti perspektif, penokohan, motif-motif, tema, dan juga orisinalitas orisinalitas yang ada dalam unsur-unsur tersebut.