Tujuan penulisan Pandangan Buddhisme tentang Dimensi Ketuhanan adalah untuk melenyapkan kesalahpahaman terhadap Buddhisme dalam kaitannya dengan masalah Ketuhanan melalui pendekatan fenomenologis dengan cara melakukan penelitian kepustakaan. Buddhisme mengenal adanya Nirvana sebagai Kebijaksanaan Tertinggi yang mempunyai aspek positif dan negatif, tidak berpribadi, bukan merupakan akibat, bukan kematian atau surga, dan bukan alam. Hanya manusia yang dapat mencapai Nirvana. Fokus utama Buddhisme bukanlah Tuhan Pencipta yang transenden terpisah dari manusia dan alam semesta. Tujuan Buddhisme adalah pembebasan dari lingkaran samsara, sehingga tercapai kebahagiaan sejati yang bersifat mutlak sebagai tujuan terakhir. Jalan menuju Nirvana adalah moralitas untuk mendisiplinkan perilaku, mental, dan perasaan. Walaupun dari segi kemutlakan dan transendensinya serta aspek-aspek lain, Nirvana mirip atau analog dengan Tuhan dalam agama-agama lain, namun Buddhisme tidak memandangnya sebagai pribadi yang kepadanya makhluk hidup memanjatkan doa, permohonan dan menggantungkan hidupnya. Buddhisme berbeda dari agama-agama yang ada, dan mengandung dimensi religius yang konsepnya berbeda dengan agama-agama lain yang ada.