UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Prasasti Lawadan 1127 Saka : suatu kajian ulang

Ahmad Komaruzaman; Ninny Soesanti Tedjowasono, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005)

 Abstrak

Prasasti sebagai sumber tertulis sebagai data utama yang bernilai tinggi (primary element) mempunyai peranan penting bagi penulisan sejarah kuna. Selain sebagai sumber penulisan sejarah, bila diteliti dengan seksama, isi prasasti dapat memberikan gambaran tentang struktur kerajaan, struktur birokrasi, kemasyarakatan, perekonomian, agama, kepercayaan, dan adat-istiadat dalam masyarakat Indonesia kuna. Pengkajian prasasti sebagai upaya untuk merekonstruksi sejarah kuna Indonesia sudah sejak lama dilakukan. Namun banyak prasasti yang belum diteliti secara tuntas dan hanya diterbitkan dalam bentuk alih aksaranya saja atau dengan terjemahannya, namun belum dilakukan suatu tinjauan kritis terhadap isinya. Prasasti Lawadan dikeluarkan oleh Sri Sarwweswara Triwikramawataranindita Spigalancana Digjayotungadewanama dan berangka tahun 1127 Saka. Merupakan salah satu prasasti yang belum diteliti secara tuntas. Prasasti Lawadan 1127 S itu merupakan prasasti terakhir yang diketemukan sebelum raja ini dikalahkan oleh Ken Angrok pada tahun 1144 S. Jika dilihat dari jumlah prasasti yang menyebut nama Krtajaya yaitu hanya 7 buah, sedangkan ia bertahta sekitar 30 tahun jumlah itu sangat sedikit sehingga keterangan sejarah yang diperoleh juga sangat minim. Penelitian yang dilakukan baik itu oleh Brandes ataupun Damais hanya sebatas alih aksaranya saja. Untuk itu suatu pembacaan ulang dengan disertai suatu telaah isinya berupa tinjauan kritis dirasakan perlu untuk dilakukan. Pembacaan ulang yang telah dilakukan menghasilkan beberapa hal diantaranya bahwa ada beberapa kesalahan pembacaan yang telah dilakukan oleh Brandes dan citralekha. Selain itu pembacaan ulang ini dapat mengisi atau melengkapi beberapa bagian kosong pembacaan Brandes. Beberapa keistimewaan Prasasti Lawadan diantaranya pada bagian lancana dibubuhkan nama raja yang mengeluarkan prasasti ini yaitu Krtajaya. Selain itu prasasti ini diawali dengan mantra pujian terhadap dewa dan hal ini tidak terdapat pada prasasti Krtajaya lainnya. Prasasti Lawadan memberikan keterangan bahwa penduduk desa Lawadan beserta daerah sewilayahnya telah menerima anugerah raja yang berupa pembebasan pajak dan penerimaan sejumlah hak-hak istimewa. Hak-hak istimewa itu meliputi berbagai hal, seperti melakukan kegiatan-kegiatan tertentu di depan umum, mengenakan jenis-jenis pakaian dan perhiasan tertentu, memakan makanan istimewa, memiliki rumah dengan ciri-ciri tertentu serta memiliki pula tempat duduk, balai-balai, payung, serta tanaman di rumah mereka. Setelah melalui suatu tinjauan kritis yang dilakukan terhadap unsur-unsur ekstern meliputi bentuk prasasti, paleografi, dan kronologis serta unsur-unsur intern yang meliputi bahasa dan isi prasasti dapat disimpulkan bahwa Prasasti Lawadan ditulis sesuai dengan angka tahun yang dimuatnya, bukan merupakan prasasti yang palsu atau tiruan.

 File Digital: 1

Shelf
 Ahmad Komaruzaman.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S11527
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xii, 149 lembar : ill., foto, peta ; 29 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S11527 14-21-951698867 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20159686
Cover