Dalam perkembangannya, anak sangat bergantung pada orang tua atau orang dewasa Iairmya. Orang dewasa tersebut dijadikan panutan dalam bersikap dan bertindak oleh anak. Oleh karena itu, pandangan anak terhadap orang dewasa perlu diketahui agar orang dewasa dapat belajar menempatkan diri dalam sudut pandang anak. Dengan mengetahui pandangan anak, orang dewasa dapat mengerti apa yang dibutuhkan anak dalam masa perkembangannya dan dapat memberikan contoh yang sesuai dengan daya pikir anak. Skripsi ini adalah hasil penelitian terhadap 8 cerpen yang ada dalam Gigi Kelinci (GK) dan Ketika Potter Hilang (KPH), karya Arifia Sekar Seroja, lahir pada 4 Juni 1995. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana penggambaran tokoh dewasa dalam GK dan KPH serta bagaimana pandangan anak terhadap orang dewasa dilihat melalui gambaran tokoh dewasa yang ditampilkan dalam kedua kumpulan cerpen tersebut.
Berdasarkan rumusan itu, tujuan penelitian adalah mendeskripsikan gambaran tokoh dewasa yang terdapat dalam GK dan KPH serta menunjukkan pandangan anak terhadap orang dewasa dilihat melalui gambaran tokoh dewasa yang ditampilkan dalam kedua kumpulan cerpen itu. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu metode pemecahan masalah dengan menggambarkan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Tinjauan pustaka juga dilakukan untuk menambah informasi yang berkaitan dengan perkembangan anak serta tokoh dan penokohan.
Berdasarkan analisis tokoh dan penokohan, didukung dengan teori perkembangan anak, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut. Dalam 8 cerpen GK dan KPH, tokoh dewasa yang muncul adalah Ibu, Bapak, guru (Bu Ating, Bu Lilis, Bu Nyai, dan Pak guru), kepala sekolah, penjaga perpustakaan (Bu Sri), pengasuh panti asuhan (Mbak Asih), dan doltter. Tokoh yang paling banyak muncul adalah tokoh orang tua, terutama tokoh Ibu. Gambaran tokoh dewasa yang ditampilkan terbagi dalam tiga bagian, yaitu karakter baik, karakter buruk, dan peran tokoh. Gambaran tokoh tersebut cenderung ditampilkan dengan menggunakan dua teknik, yaitu teknik langsung (analitis) dan tidak langsung (dramatik).
Berdasarkan gambaran yang dikemukakan, pandangan Seroja terhadap orang dewasa, yaitu orang dewasa mempunyai karakter baik dan karakter buruk yang saling menyeimbangi. Hal itu membentuk suatu konsep yang ideal. Orang dewasa berperan dalam pengasuhan, pendidikan, pendisiplinan, tokoh identifikasi, andaian, dan motivator bagi anak. Dalam cerita, Seroja juga mengemukakan adanya pengidentikan watak berdasarkan gender. Pandangan Seroja dalam cerita tersebut juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang dewasa.