UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Tinjauan arsitektur dan fungsi Pura Meduwe Karang, Buleleng, Bali

Ajeng Ayu Arainikasih; Agus Aris Munandar, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006)

 Abstrak

Masyarakat Hindu Bali memiliki bangunan suci yang disebut dengan pura. Bangunan tersebut tersebar di seluruh wilayah Bali. Walaupun pura memiliki ciri-ciri umum, namun tidak ada satu pura pun yang persis sama dengan pura lainnya, setiap pura memiliki keunikannya tersendiri. Salah satu pura yang menarik untuk dikaji lebih lanjut adalah Pura Meduwe Karang yang terletak di Desa Kubutambahan, Buleleng, Bali. Pura ini merupakan pura ladang yang memiliki 3 halaman berundak (semakin ke dalam semakin tinggi) padahal lahan di sekitarnya datar. Pura Meduwe Karang juga dihiasi oleh relief-relief yang raya, baik berupa relief naratif maupun non-naratif, dan dipahatkan seperti karikatur. Pura ini juga dihiasi dengan puluhan arca. Umur Pura Meduwe Karang tidak dapat diketahui dengan pasti, karena tidak adanya sumber tertulis yang menyinggung mengenai pura ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya arsitektur Pura Meduwe Karang yang meliputi penataan bangunan, struktur bangunan, gaya bangunan dan gaya ragam hias pura. Juga mengetahui fungsi setiap bangunan yang terdapat pada kompleks pura, serta mengetahui fungsi dipahatkan atau diletakkannya ornamen ragam hias pada pura seperti relief dan area, dikaitkan dengan fungsi pura secara umum. Metode penelitian yang digunakan meliputi kegiatan pengurnpulan data, yaitu pendeskripsian tertulis, gambar, foto, dan tinjauan pustaka. Setelah itu data dialah dan diperbandingkan dengan pura pura lain di Bali dan bangunan suci di Jawa (terutama Candi Induk Panataran dan punden berundak di Gunung Penanggungan).
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa Pura Meduwe Karang dibangun menggunakan batu paras dan halaman pura sengaja dibuat berundak, berkaitan dengan konsepsi gunung suci. Kemungkinan Pura Meduwe Karang dibangun pada masa kerajaan Buleleng, namun mendapatkan pengaruh dari bangunan suci masa Majapahit akhir, dan pada ornamen ragam hiasnya (relief) mendapatkan pengaruh dari masa kolonial Belanda. Ragam hias pura (relief) dapat digolongkan menjadi gaya relief Jawa Timur yang berlanggam wayang. Baik relief maupun area yang dipahatkan dan ditempatkan pada pura memiliki makna tersendiri, yaitu sebagai simbol kesuburan, sesuai dengan fungsi pura sebagai pura ladang.

 File Digital: 1

Shelf
 Ajeng Ayu Arainikasih.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S11519
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xi, 167 lembar : ill., peta, foto ; 28 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S11519 14-20-983717702 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20159799
Cover