Penelitian terhadap novel Aju Ingkang Sijal (AIS) didasari dengan adanya keunikan pada setiap karya sastra sebagai hal yang dapat menghibur, baik itu keunikan pada ide, gagasan, atau struktur. Novel AIS, sebagaimana juga cerita-cerita rekaan lain yang terutama bergenre novel, di dalamnya menarnpilkan pencitraan dari unsur alur, tokoh, latar dan lain-lain. Pencitraan di dalam novel AIS sangat mendetail pada setiap unsurnya, maka penulis menduga bahwa hal yang menonjol dalam novel ini ialah citra yang ditampilkannya. Pencitraan dalam penulisan ini ialah citra tokoh Djurijah dalam novel AIS, karena hal itu sudah tergambar pada judul novel dengan sebutan Ayu, dan sebutan itu sudah menggambarkan bagaimana pencitraannya. Oleh karena itu maksud dan tujuan dari penulisan ini ialah untuk menyorot citra tokoh Djurijah dalam novel AIS melalui analisis tokoh dan penokohan serta alur. Dasar pengertian dari Sudjiman (1988) dan dukungan pendapat dari Wellek & Warren (1993) digunakan oleh penulis untuk menyorot tentang citra, dengan analisis tokoh dan penokohan serta alur untuk membuktikan citra. Analisis tokoh dan penokohan serta alur menggunakan metode struktural dan pendekatan intrinsik untuk membuktikan citra, yang dalam penulisan ini menggunakan model analisis yang digunakan oleh Zaimar (1990). Citra dalam penulisan ini ialah kesan, mental dan bayangan visual yang ditimbulkan oleh kata, frase atau kalimat, yang merupakan unsur dasar yang khas dalam prosa atau puisi. Citra berbeda dengan simbol, yang terus-menerus menampilkan dirinya, namun jika citra itu terus-menerus muncul sebagai suatu perwujudan yang mewakili sesuatu, citra itu pun menjadi simbol. Yang menjadi permasalahan dalam pennlisan ini ialah bagaimanakah deskripsi citra tokoh Djurijah dalam novel AIS, dan mengapa tokoh Djurijah dalam novel AIS memiliki berbagai citra tersebut. Dengan dasar pengertian yang dikemukakan tersebut berikut analisis struktur dari unsur tokoh dan penokohan serta alur, penulis mencari kata, frase dan kalimat di dalam novel AIS tentang kesan mental dan bayangan visual dari tokoh Djurijah yang paling sering berulang kemunculanya dalam novel AIS. Banyaknya kesan mental dan bayangan visual berulang dari tokoh Djurijah dalam novel AIS, menyebabkan citra-citra yang muncul tersebut harus didatakan teriebih dahulu oleh penulis. Hasil dari sorotan tentang citra tokoh Djurijah yang paling menonjol dalam novel AIS, ialah dengan ditemukannya kesan mental berulang dari tokoh cerita tersebut yang kerap bersusah hati, dan bayangan visual dari tokoh tersebut yang kerap terdiam. Hal yang belum terjawab dari perrnasalahan tulisan ini ialah tentang mengapa tokoh Djurijah dalam novel AIS memiliki kesan mental dan bayangan visual tersebut. Berdasarkan kata, frase, dan kalimat yang muncul pada novel AIS, kesan mental tentang seorang yang kerap bersusah hati pada tokoh Djurijah dalam novel AIS, disebabkari oleh hal-hal yang membuat tokoh Djurijah dalam novel AIS merasa malang, sehingga citra berulangnya menyimbolkan keharuan. Bayangan visual tentang seorang yang kerap termangu pada tokoh Djurijah dalam novel AIS disebabkan oleh perasaan murung dan putus asa dari tokoh rekaan tersebut, sehingga cifra berulangnya menyimbolkan ketermanguan. Dengan banyaknya pencitraan novel MS dalam unsur-unsur novel MS, maka penulis dengan mudah menemukan banyak kesan mental dan bayangan visual berulang yang unik pada tokoh Djurijah dalam novel AIS tersebut. Hal ini membuktikan bahwa sebagai hiburan, karya sastra memiliki sesuatu yang unik atau berbeda di antara karya sastra lain yang bergenre sama sehingga dapat melipur kesusahan hati pembaca karya sastra tersebut.