Skripsi ini berisi perbandingan alur dan tokoh dalam naskah melayu kuno bernomor MI. 177a dan MI. 177b dengan Cs. 125. dalam melakukan penelitian , pertama-tama penulis mentransliterasi naskah MI. 177a dan MI. 177b lalu membandingkannya deng MI. 177a dan MI. 177b dengan Cs. 125 yang sudah ditransliterasi. Analisis dan perbandingan dibatasi pada analisis alur dan tokoh. Setelah mentransliterasi teks I penulis menemukan beberapa hal, yaitu: 1) teks I menggunakan kosa kata, istilah, dan struktur kalimat dialek Betawi, 2)selain menggunakan istilah Betawi, penyalin juga menggunakan beberapa istilah dari bahasa Melayu, Jawa, dan Sunda; serta 3) penyalin menyelipkan beberapa syair di dalam prosanya.
Berdasarkan analisis perbandingan yang terdapat dalam dua cerita (tiga naskah) tersebut, penulis menemukan beberapa hal, yaitu: 1) alur di teks I dan II sama-sama dimulai dnegan paparan yang berisi pengenalan latar dan tokoh. Setelah paparan, teks I dimulai dengan konflik antara GA dan GC, sednagkan teks II dimulai dengan peristiwa pertunga GC dengan IK dan RP dengan RRW. Setelah itu, kedua teks sama-sama dilanjutkan dengan peristiwa pengembaraan dan penyamaran yang harus dijalani para tokoh. Akan tetapi, penyebab terjadinya peristiwa pengembaraa dan penyamaran di kedua teks tersebut berbeda. Setelah peristiwa pengembaraan dan penyamaran.
Tokoh-tokoh di kedua teks dikisahkan bertemu di Gegelang. Peristiwa di kedua teks lalu diakhiri dengan pernikahan IK dan GC. Peristiwa ini mempunyai perbedaan tempat peristiwa pernikahan dan penyebab pernikahan mereka. Peristiwa yang terjadi di bagian akhir cerita kedua teks- yang merupakan sama-sama diakhiri dengan deskripsi suasana kerajaan yang ada di Jawa. 2) Berdasarkan analisis alur, tokoh utama (protagonis) dalam teks I adalah IK dan GC, sedangkan dalam teks II adalah IK. Tokoh bawahan dalam teks I, yaitu RD, RK, Mahadewi, GA, PL, KB, KS, BG, Nilawati, Semar, Kalang, Wirawan dan Andak. Tokoh bawahan dalam teks II, yaitu GC, KM, Permaisuri Kuripan, RP, RB, dan RC