UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Kritik terhadap konsep tatanan dunia yang harmonis menurut Samuel Philips Huntington

Yus Ardian Nur Pramujo; Naupal, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007)

 Abstrak

Samuel Philips Huntington adalah tokoh pemikir politik internasional yang memberikan sebuah hipotesa tentang masa depan politik dunia setelah Perang Dingin antara Blok Barat yang diwakili oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang diwakili oleh Uni Soviet. Peta politik dunia setelah Perang Dingin akan terkelompokkan secara umum menjadi delapan peradaban besar. Peradaban-peradaban yang dimaksud adalah: Barat, Konfusius, Jepang, Islam Hindu, Slavik-Ortodoks, Amerika Latin, dan Afrika. Masing-masing peradaban tersebut memiliki akar-akar kebudayaan mereka masing_-masing yang akan berkembang dan memiliki potensi benturan kepentingan antara yang satu dengan yang lainnya. Konflik yang akan terjadi tersebut Huntington namakan dengan benturan antar peradaban (clash of civilization). Huntington berpendapat bahwa kemungkinan benturan antarperadaban yang akan terjadi merupakan akibat dari kuatnya peradaban Barat yang telah mendominasi peradaban-peradaban lain selama berabad-abad. Setelah mengalami renaisans dan revolusi industri beberapa abad yang lalu, bangsa-bangsa Barat mulai mengekspansi wilayah-wilayah yang berada di belahan dunia yang lain dengan lebih masif. Begitu banyak kemajuan di bidang teknologi dan tatanan sosial yang telah dikembangkan oleh peradaban Barat, dan kemajuan-kemajuan itu disebarkan ke seluruh dunia melalui usaha-usaha ekspansi mereka, Dengan kemampuan militer yang canggih dibandingkan dengan peradaban-peradaban lain maka dengan mudah Barat menerapkan nilai-nilai mereka di atas peradaban-peradaban lain. Tidak sedikit peradaban yang merasa tertinggal oleh peradaban Barat, dan sesegera mungkin mereka melakukan modernisasi dengan mengadopsi teknologi dan nilai-nilai yang ada di Barat. Di sisi lain ada juga beberapa peradaban yang merasa lebih unggul dan menganggap tidak perlu mengadopsi apapun dari Barat. Namun Barat sebagai peradaban yang merasa dirinya unggul di antara peradaban-peradaban lain dan sebagai satu-satunya peradaban yang berperadaban merasa perlu untuk membuat peradaban lain (non-Barat) menjadi satu peradaban seperti Barat. Universalitas peradaban yang Barat coba terapkan kepada peradaban-peradaban lain membuat reaksi rasa antipati terhadap Barat dan peradaban non-Barat. Setiap peradaban akan berusaha mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk tetap eksis dan bisa memainkan perannya bersama peradaban lain bahkan siap berbenturan demi kepentingan masing-masing. Namun Huntington menekankan bahwa kemungkinan benturan antarperadaban yang sangat berbahaya di masa depan adalah karena arogansi Barat, intoleransi umat Islam, dan arogansi Tionghoa. Barat yang secara kasat mata mengalami kemajuan di segala bidang hingga saat kini di mata Huntington justru sedang mengalami kemerosotan peradabannya, dan apabila tidak disikapi oleh Barat sendiri dengan bijaksana maka tidak menutup kemungkinan peradaban Barat akan musnah seperti peradaban-peradaban unggul lainnya yang pernah ada, Oleh karena itu, Huntington merekomendasikan kepada Barat untuk segera membuat kebijakan jangka pendek demi keutuhan peradaban Barat, dan kebijakan jangka panjang demi situasi dan kondisi dunia yang lebih baik. Peradaban Barat di masa depan harus bersedia untuk memberikan ruang akomodasi kepada peradaban-peradaban non-Barat, dimana mereka memiliki kekuatan yang mendekati kekuatan Barat tetapi berbeda dalam nilai-nilai dan kepentingan dengan pihak Barat. Hal ini membutuhkan andil dan peradaban Barat untuk membangunpengertian dan pemahaman yang sangat dalam mengenai dasar religiusitas dan falsafah yang menjadi fundamen peradaban-peradaban lain, serta cara-cara yang digunakan peradaban-peradaban itu untuk menunjukkan kepentingan mereka. Sangat dibutuhkan usaha untuk mengidentifikasi elemen kebersamaan antara Barat dan peradaban-peradaban lain. Tawaran Huntington adalah, daripada memaksakan sebuah peradaban menjadi universal, lebih baik mencari persamaan antar peradaban. Di dalam dunia yang multi-peradaban, cara yang konstruktif adalah dengan meninggalkan universalisme, menerima perbedaan, dan mencari persamaan. Masa depan perdamaian dan peradaban tergantung kepada pengertian dan kerja sama antara para pemimpin politisi, ulama, dan cendekiawan dari peradaban-peradaban besar di dunia. Dalam skripsi ini penulis memberikan empat analisa kritis terhadap tesis Huntington tentang Benturan Antarperadaban, yaitu: Pertama tesis Huntington ini merupakan pengaruh dan pengejawantahan teori Geopolitik yang dikembangkan oleh Halford Mckinder; kedua tesis Huntington ini merupakan reaksi terhadap kondisi posmodern yang melingkupi dunia pemikiran saat ini; ketiga dalam pembentukan dan penyusunan sistematika tesis ini terdapat paradoks yang dapat kita lihat dalam diri Huntington sebagai seorang realis; keempat tujuan utama Huntington dalam pembuatan tesis ini yang terkesan cenderung lebih memihak kepada Peradaban Barat.

 File Digital: 1

Shelf
 S 0700135_Kritik Terhadap Konsep_.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S16045
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : vi, 81 lembar ; 29 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S16045 14-21-762296193 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20159899
Cover